KEPEMIMPINAN
A.
Kepemimpinan
Menurut Ahli
Ø Hemhill dan Coons
adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu
kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama.
Ø S.P. Siagian
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu keterampilan dan kemampuan dari
seseorang yang telah menduduki jabatan menjadi pimpinan dalam sebuah pekerjaan
dalam mempengaruhi tindakan orang lain, terutama kepada bawahannya agar
berfikir dan bertingkah laku sedemikian rupa sehingga melalui tingkah laku
positif ini dapat memberikan sumbangan yang nyata didalam pencapaian tujuan
organisasi
Ø Howard H. Hoyt
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah seni untuk bisa mempengaruhi segala
tingkahlaku dari manusia, dan memiliki kemampuan dalam membimbing seseorang.
Ø Stephen
Robbins, misalnya mendefinisikan kepemimpinan sebagai “ ... the ability to
influence a group toward the achievement of goals.” Kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai serangkaian tujuan. Kata “kemampuan”,
“pengaruh” dan “kelompok” adalah konsep kunci dari definisi Robbins.
B.
Pemimpin
dan Kepemimpinan
1.
Perbedaan
Pemimpin dan Kepemimpinan
Pebedaan :
Pemimpin adalah suatu lakon atau peran atau ketua dalam sistem dalam
suatu organisasi atau kelompok. Sedangkan kepemimpinan merupakan
kemampuan yang dipunyai seseorang untuk empengaruhi orang-orang lain agar
bekerja guna mencapai tujuan dan sasaran.
Dilihat dari tugasnya,pemimpin
mempunyai tugas sebagai berikut :
1.
a. mengantarkan
b. mengetahui
c. memelopori
d. memberi petunjuk
e. mendidik
f. memberi bimbingan dan penyuluhan
g. menggerakkan bawahan
Fungsi utama pemimpin yaitu :
Fungsi utama seorang pemimpin
menurut Davis Krench dan Richard S. Krutchfield sebagai berikut.
- perencana
- pelaksana
- penyusun kebijakan
- tenaga ahli
- wakil kelompok luar
- pengawas dan pengendali
pertalian-pertalian di dalam kelompoknya
- pelaksana hukuman dan pujian
- pelerai bawahannya yang
bersengketa
- suri teladan bawahannya
- lambang suatu kelompok
- penanggung jawab
- tokoh bapak
- kambing hitam
- pecinta ideologi bagi kelompoknya
Tanggung jawab pemimpin :
Tanggung jawab seorang
pemimpin terdiri dari 2 tahap, yaitu :
1. kewajiban untuk menyelesaikan tugas
2.
mempertanggungjawabkan kepada atasan
atau kepada orang yang mendelegasikan wewenang mengenai hasil yang telah dicapai.
Tugas Kepemimpinan
Sedangkan
tugas kepemimpinan yaitu, melaksanakan fungsi-fungsi manajemen seperti yang
telah disebutkan sebelumnya yang terdiri dari: merencanakan, mengorganisasikan,
menggerakkan, dan mengawasi.
Terlaksananya
tugas-tugas tersebut tidak dapat dicapai hanya oleh pimpinan seorang diri,
tetapi dengan menggerakan orang-orang yang dipimpinnya. Agar orang-orang yang
dipimpin mau bekerja secara erektif seorang pemimpin di samping harus memiliki
inisiatif dan kreatif harus selalu memperhatikan hubungan manusiawi. Secara
lebih terperinci tugas-tugas seorang pemimpin meliputi: pengambilan keputusan
menetapkan sasaran dan menyusun kebijaksanaan, mengorganisasikan dan
menempatkan pekerja, mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan baik secara vertikal
(antara bawahan dan atasan) maupun secara horisontal (antar bagian atau unit),
serta memimpin dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
Fungsi kepemimpinan yaitu :
Fungsi
pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi
yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan.
Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
> Fungsi administrasi, yakni
mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
> Fungsi sebagai Top Manajemen,
yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding,
controling, dsb.
Dalam
upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan tersebut harus
dijalankan sesuai dengan fungsinya. Sehubungan dengan hal tersebut, menurut
Hadari Nawawi (1995:74), fungsi kepemimpinan berhubungn langsung dengan situasi
sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap
pemimpin berada didalam, bukan berada diluar situasi itu Pemimpin harus
berusaha agar menjadi bagian didalam situasi sosial keiompok atau
organisasinya.
Fungsi
kepemimpinan menurut Hadari Nawawi memiliki dua dimensi yaitu:
1) Dimensi yang berhubungan dengan
tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau aktifitas pemimpin, yang
terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinya.
2) Dimensi yang berkenaan dengan
tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksnakan
tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan dan
dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin.
Sehubungan
dengan kedua dimensi tersebut, menurut Hadari Nawawi, secara operasional dapat
dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:
1.
Fungsi Instruktif.
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa
(isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai,
melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah)
agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang
dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.
2.
Fungsi konsultatif.
Pemimpin
dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut
digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan
bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.
3. Fungsi Partisipasi.
Dalam menjaiankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha
mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan
maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan
yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari
tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.
4. Fungsi Delegasi
Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan
wewenang membuay atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah
kepercayaan ssorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk
pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggungjawab. Fungsi
pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok
tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin seorang diri.
5. Fungsi Pengendalian.
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang
efektif harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam
koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama
secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat
mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
C.
Tahapan
Kepemimpinan
1. Memimpin diri Sendiri.
Nah…,
tahap pertama ini sangatlah simple tapi pasti banyak orang lupa dan tidak
menyadari, bahwa jika Anda belum bisa memimpin diri sendiri, maka bermimpi lah
untuk menjadi pemimpin. Hal ini menjadi sangat penting dan mendasar. Banyak
dari kita sangat Pandai berbicara dan meletupkan Ide, namun ketika kita sedang
sendiri, seringkali kita malah dipimpin oleh kemalasan kita, kecerobohan kita dan
ketidak pedulian kita. ironis bukan?.
Contoh
paling konkret sebagai pengingat bagaimana memimpin diri sendiri adalah ketika
kita sudah benar-benar menentukan Komitmen terhadap diri sendiri. Nilai
Komitmen terhadap diri sendiri adalah sama dengan peraturan dalam organisasi,
jika seseorang melanggarnya maka harus ada konsekuensinya. Namun demikian
celakanya kita seringkali lalai dalam hal ini.
2. Memimpin orang lain
Poin
Kedua setelah Anda mampu memimpin diri Anda sendiri adalah bagaimana caranya
Anda memimpin orang lain, yang di maksud memimpin orang lain disini sebetulnya
lebih kepada kemampuan anda dalam mepengaruhi atau memberikan pengaruh kepada
orang lain untuk melakukan apa yang kita perintahkan, atau menyetujui apa yang
kita usulkan.
Bagi
para Pria terutama yang sudah menikah, excercise yang bagus adalah bagaimana
anda dapat memimpin pasangan Anda, bagaimana Anda sebagai laki-laki dapat
mempengaruhi dan meyakinkan pasangan Anda untuk menerima pendapat Anda dan
memintamya untuk melakukan apa yang kita perintahkan.
Atau
dalam kehidupan sehari-hari, ketika kita bisa meyakinkan orang lain baik itu
teman sejawat, atasan atu juga pelanggan kita maka kita sudah bisa dikatakan
memimpin orang lain, kemampuan kita dalam memberikanpengaruh kepada orang lain
sangat menentukan disini.
3. Memimpin Team
Apa
bedanya memimpin Team dengan memimpin orang lain?, memimpin team berarti
memimpin sekelompok orang atau memimpin orang lain lebih dari satu orang.yang
pasti berbeda dengan poin kedua diatas
memimpin orang lain.
Nah di poin ini
tantangannya lebih menarik lagi, karena kita akan berhadapan dengan lebih dari
satu orang, dan tentunya punya latar belakang dan kepentingan yang
berbeda-beda. dalam hal ini tentunya Mental pemenang Anda harus lebih juara dan
kuat lagi, selain itu memimpin banyak kepala juga berarti ada tanggung jawab
yang lebih besar karena berhubungan dengan orang-orang yang lebih banyak.
Kemampuan
Anda dalam menilai dan menyimpulkan tiap-tiap individu juga menjadi sangat
penting, karena ini berhubungan langsung dengan cara anda berhadapan dan
melakukan pendekatan kepada anggota team anda masing-masing. disinilah faktor
kepemimpinan seungguhnya mulai di uji, mulai dari cara kita menilai tiap-tiap
Anggota team kita, bagaimana kita bersikap, merumuskan tujuan/visi, melakukan
perencanaan, mengarahkan, meyakinkan sampai dengan bagaimana kita mencontohkan
dan bertanggung jawab atas semua keputusan kita. Semua faktor-faktor tersebut
diatas akan sangat menentukan kualitas kepemimpinan kita.
4. Memimpin Organisasi
Nah,
tahapan ini adalah tahapan yang tertinggi dalam kepemimpinan, yaitu memimpin
Organisasi. sebetulnya ketika Anda sudah sampai tahap ketiga yaitu memimpin
sebuah Team dengan baik, harusnya Anda sudah bisa dan cakap dalam memimpin
organisasi, namun demikian realitanya tetap saja banyak yang gagal dalam
memimpin organisasi walaupun dirinya sudah sukses dalam memimpin sebuah team.
Apa
yang salah sesungguhnya?, sebetulnya kesalahannya sangat simple yaitu pada
perspektif dalam memandang Organisasi yang di samakan dengan team. banyak orang
mengira hal tersebut adalah sama padahal jelas-jelas dua hal yang berbeda.
Mari
saya beri contoh di kehidupan nyata. seseorang sebelumnya cukup sukses dalam
memimpin departemen Marketing kemudian di promosi menjadi GM yang membawahi
berbagai departemen baik dari Dept. Marketing, Sales, Acounting dan Logistik.
Karena merasa sebelumnya cukup mampu membawahi teamnya di Dept Marketing dengan
banyak Ide-ide yang menumbuhkan penjualan yang tinggi, maka ketika menjadi GM,
dirinya berfikir bahwa dengan Ide-ide “kreatif” yang terus ditumbuhkan di semua
Departemen maka organisasi akan berjalan dengan baik, dirinya lupa bahwa ada
dept Akunting yang memang harus tetap di jalur yang semestinya sebagai bagian
dari kontrol organisasi, dan ini kemudian memunculkan benturan-benturan yang
tidak semestinya.
Selain
kesalahan dalam perspektif pandangan, hal lain yang perlu diperhatikan oleh
dalam memimpin organisasi juga adalah faktor-faktor kepentingan dalam
organisasi itu sendiri. dalam organisasi biasanya terdiri dari sekelompok
bagian organisasi-organisasi kecil atau team-team didalamnya yang mana pemimpin
Organisasi memiliki tugas untuk melakukan sinkronisasi dari team-team tersebut
untuk mencapai tujuan organisasinya.
Tantangan
lain dalam memimpin organisasi yang perlu Anda ketahui juga adalah dalam hal
tatanan sistem dan peraturan yang berlaku. dua hal ini jugamenjadi tantangan
tersendiri dalam tahap kepemimpinan ini. yaitu bagaimana seorang Pemimpin
organisasi dapat membuat, menentukan sistem dan peraturan dalam oragnisasinya,
yang mana sistem dan peraturan ini merupakan tools yang sangat penting dalam
menjalankan roda organisasi.
D.
Tipe
kepemimpinan atau gaya kepemimpinan :
1. Tipe Otoriter (Otokratis, Dominator)
Dalam tipe ini, pemimpin bertindak diktaktor pada
bawahannya. Cenderung melakukan pemaksaan dalam menggerakkan kelompoknya.
Disini kewajiban dari bawahan adalah untuk mengikuti dan menjalankan perintah.
Tak boleh ada saran dan bantahan dari bawahan. Mereka diharuskan patuh dan
setia secara mutlak kepada pemimpinnya. Kendali penuh ada pada pemimpin
(bersifat satu arah)
Contoh
pemimpin diktaktor
Adolf Hitler, Muammar Khadafi, Saddam Husein, Husni Mubarak dan lain-lain
Kelebihan
:
- Keputusan akan dapat diambil dengan cepat karena mutlak
hak pemimpin, tak ada bantahan dari bawahan
- Pemimpin yang bersifat otoriter
pasti bersifat tegas, sehingga apabila terjadi kesalahan dari bawahan maka
pemimpin tak segan untuk menegur
- Mudah dilakukan pengawasan
Kelemahan :
- Suasana kaku, mencekam dan menakutkan karena sifat
keras dari pemimpin
- Menimbulkan permusuhan, keluhan
dan rawan terjadi perpindahan karena bawahan tidak merasa nyaman
- Bawahan akan merasa tertekan
karena apabila terjadi perbedaan pendapat, pemimpin akan menganggapnya
sebagai pembangkangan dan kelicikan
- Kreativitas dari bawahan
sangatlah minim karena tidak diberikan kesempatan mengajukan pendapat.
- Mudahnya melahirkan kubu
oposisi karena dominasi pemimpin yang berlebihan
- Disiplin yang terjadi
seakan-akan karena ketakutan dan hukuman bahkan pemecatan dari atasan
- Pengawasan dari pemimpin hanya bersifat mengontrol,
apakah perintah yang diberikan sudah dijalankan dengan baik oleh
anggotanya
2.
Tipe
Demokratis
Tipe kepemimpinan demokratis adalah
kebalikan dari pemimpin otoriter. Disini pemimpin ikut berbaur dan berada
ditengah-tengah anggotanya. Hubungan yang tercipta juga tidaklah kaku seperti
majikan dengan bawahan, melainkan seperti saudara sendiri. Pemimpin selalu
memperhatikan kebutuhan kelompoknya dan mempertimbangkan kesanggupan kelompok
dalam mengerjakan tugas. Pemimpin juga mau menerima masukan dan saran dari
bawahannya.
Contoh pemimpin demokratis adalah John F Kennedy, Mahatma Gandhi dan lain-lain
Kelebihan
:
- Hubungan antara pemimpin dan bawahan harmonis dan tidak
kaku
- Keputusan dan kebijaksanaan
diambil melalui diskusi sehingga bawahan akan merasa dihargai dan
dibutuhkan peranannya
- Mengembangkan daya kreatif dari
bawahan karena dapat mengajukan pendapat dan saran
- Bawahan akan merasa percaya
diri dan nyaman sehingga bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk
menyelesaikan tugasnya
- Bawahan akan merasa bersemangat
karena merasa diperhatikan
- Tidak mudah lahir kubu oposisi karena pemimpin dan
bawahan sejalan
Kelemahan :
- Proses pengambilan keputusan akan berlangsung lama
karena diambil secara musyawarah
- Sulitnya dalam pencapaian kata
mufakat karna pendapat setiap orang jelas berbeda
- Akan memicu konflik apabila keputusan yang diambil
tidak sesuai dan apabila ego masing-masing anggota tinggi
3.
Tipe
Kharismati
Tipe kepemimpinan kharismatik
memiliki energi dan daya tarik yang luar biasa untuk dapat mempengaruhi orang
lain, maka tidaklah heran apabila memiliki pengikut atau masa yang jumlahnya
besar. Sifat kharismatik yang dimiliki adalah karunia dari tuhan. Pemimpin
kharismatik bisa dilihat dari cara mereka berbicara, berjalan maupun bertindak.
Contoh pemimpin kharismatik adalah Nelson Mandela, John F Kennedy, Martin Luther King,
Soekarno dan lain-lain
Kelebihan
:
- Dapat mengkomunikasikan visi dan misi secara jelas
- Dapat membangkitkan semangat
bawahan untuk bekerja lebih giat
- Bisa mendapatkan pengikut
dengan masa yang besar karena sifatnya yang berkharisma sehingga bisa
dipercaya
- Menyadari kelebihannya dengan baik sehingga bisa
memanfaatkannya semaksimal mungkin
Kelemahan :
- Para pemimpin kharismatik mudah mengambil keputusan
yang beresiko
- Pemimpin kharismatik cenderung
memiliki khayalan bahwa apa yang dilakukan pasti benar karena pengikutnya
sudah terlanjur percaya
- Ketergantungan yang tinggi sehingga regenerasi untuk
pemimpin yang berkompeten sulit
4.
Tipe
Paternalistik
Tipe pemimpin ini memiliki sifat
kebapakan, mereka menganggap bahwa bawahan tidak bisa bersifat mandiri dan
perlu dorongan dalam melakukan sesuatu. Pemimpin ini selalu melindungi
bawahannya. Pemimpin paternalistik memiliki sifat maha tahu yang besar sehingga
jarang memberikan kesempatan pada bawahan untuk mengambil keputusan
Contoh pemimpin paternalistik adalah seorang guru
Kelebihan
:
- Pemimpin pasti memiliki sifat yang tegas dalam
mengambil keputusan
- Bawahan akan merasa aman karena mendapat perlindungan
Kelemahan :
- Bawahan tidak memiliki inisiatif dalam bertindak karena
tidak diberi kesempatan
- Keputusan yang diambil tidak
berdasarkan musyawarah bersama karena menganggap dirinya sudah melakukan
yang benar
- Daya imajinasi dan kreativitas para pengikut cukup
rendah karena tidak ada kesempatan untuk mengembangkannya
5.
Tipe
Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik
adalah tipe pemimpin yang memiliki disiplin tinggi dan biasanya menyukai
hal-hal yang formal. Menerapkan sistem komando dalam menggerakkan bawahannya
untuk melakukan perintah. Menggunakan pangkat dan jabatan dalam mempengaruhi
bawahan untuk bertindak.
Contoh pemimpin militeristik adalah Soeharto
Kelebihan
:
- Tegas dan tidak memiliki keraguan dalam bertindak dan
mengambil keputusan
- Bawahan akan memiliki disiplin
yang tinggi
- Bawahan akan merasa aman dan terlindungi
Kelemahan :
- Suasana cenderung kaku karena lingkungan yang formal
- Pemimpin sukar alam menerima kritikan dan saran dari
bawahan
- Bawahan akan merasa tetekan dan tidak nyaman karena
banyak aturan dan sifat keras dari pemimpin
6.
Tipe
Laissez-Faire
Dalam tipe ini, pemimpin tidak
memberikan instruksi dan perintah, mereka membiarkan bawahannya untuk berbuat
sekehendaknya. Tak ada kontrol dan koreksi. Tentu saja dalam kepemimpinan
inisangatlah mudah terjadi kekacauan dan bentrokan. Pemimpin tak menjalankan
perannya dengan baik
Kelebihan
:
- Keputusan ada di tangan bawahan sehingga bawahan bisa
bersikap mandiri dan memiliki inisiatif
- Pemimpin tidak memiliki
dominasi besar
- Bawahan tidak akan merasa tertekan dalam menjalankan
tugas
Kelemahan :
- Pemimpin membiarkan bawahan untuk bertindak sesuka hati
karena tidak ada kontrol
- Mudah terjadi kekacauan dan
bentrokan
- Tujuan organisasi akan sulit tercapai apabila bawahan
tidak memiliki inisiatif yang tepat dan dedikasi tinggi
7.
Tipe
Kepemimpinan Menurut Hersey dan Blanchard (Situasional)
Ada empat tipe
kepemimpinan :
- Perilaku pemimpin yang tinggi pengarahan dan rendah
dukungan dirujuk sebagai instruksi karena gaya ini dicirikan dengan
komunikasi 1 arah, pemimpin memberikan batasan peranan penngikutnya dan
memberitahu mereka tentang apa, bagaimana, bilamana, dan dimana
melaksankan berbagai tugas.
Kelebihan
:
- Pemimpin memiliki sifat yang tegas dan cepat
- Pemimpin memberikan pengarahan yang jelas untuk
melaksanakan tugas
Kekurangan
:
- Bawahan cenderung bersifat pasif karena keputusan
diambil sepenuhnya oleh pemimpin
- Bawahan merasa diawasi dengan ketat dalam pelaksanaan
tugas sehingga dapat menimbulkan ketakutan apabila melakukan kesalahan
2.
Perilaku pemimpin yang tinggi
pengarahan dan tinggi dukungan dirujuk sebagai konsultasi karena dalam
menggunakan gaya ini, pemimpin masih banyak memberikan pengarahan dan masih
membuat hampir sama dengan keputusan, tetapi hal ini diikuti dengan
meningkatkan komunikasi dua arah, dan perilaku mendukung, dengan berusaha
mendengar perasaan pengikut tentang keputusan yang dibuat, serta ide-ide dan
saran-saran mereka. Meskipun dukungan ditingkatkan, pengendalian atas
pengambilan keputusan tetap pada pemimpin.
Kelebihan
:
- Dalam pengambilan keputusan, bawahan masih turut
terlibat
- Suasana harmonis dan nyaman
antara pemimpin dengan bawahan
- Pemimpin memiliki kendali dalam pengawasan tugas
sehingga bawahan tidak bisa seenaknya
Kekurangan
:
- Pengambilan keputusan tidak bisa dilangsungkan dengan
cepat
3.
Perilaku pemimpin yang tinggi
dukungan dan rendah pengarahan dirujuk sebagai partisipasi, karena
posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara
bergantian. Dengan penggunaan gaya tiga ini, pemimpin dan pengikut saling tukar
menukar ide dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Komunikasi dua
arah ditingkatkan, dan peranan pemimpin adalah secara aktif mendengar.
Kelebihan
:
- Bawahan turut serta dalam pengambilan keputusan
- Pemimpin bersifat terbuka dalam
pelaksanaan tugas
Kelemahan
:
- Kontrol dalam pemecahan masalah dilakukan secara bergantian
sehingga dapat menimbulkan ketidakcocokan pendapat.
4.
Perilaku pemimpin yang rendah
pengarahan dan rendah dukungan dirujuk sebagai delegasi, karena pemimpin
mendiskusikan masalah bersama-sama dengan bawahan sehingga tercapai kesepakatan
mengenai visi misi masalah yang kemudian proses pembuatan keputusan
didelegasikan secara keseluruhan kepada bawahan.
Kelebihan
:
- Bawahan akan memiliki kreatifitas tinggi dalam
pengembangan tugas, karena pemimpin telah memberikan hak penuh dalam pelaksanaanya
- Bawahan akan memiliki rasa
percaya tinggi tinggi karena dipercaya mengambil keputusan sendiri
- Bawahan akan memiliki tanggung jawab dalam penyelesaian
tugas
Kelemahan
:
- Bawahan akan merasa terbebani apabila tidak bisa
melaksanakan tugas dengan baik
E.
Kepemimpinan
Dalam Islam
Sejarah Islam telah membuktikan
pentingnya masalah kepemimpinan ini setelah wafatnya Baginda Rasul. Para
sahabat telah memberi penekanan dan keutamaan dalam melantik pengganti beliau
dalam memimpin umat Islam. Umat Islam tidak seharusnya dibiarkan tanpa
pemimpin. Sayyidina Umar R.A pernah berkata, “Tiada Islam tanpa jamaah, tiada
jamaah tanpa kepemimpinan dan tiada kepemimpinan tanpa taat”.
Pentingnya pemimpin dan kepemimpinan
ini perlu dipahami dan dihayati oleh setiap umat Islam di negeri yang mayoritas
warganya beragama Islam ini, meskipun Indonesia bukanlah negara Islam.
Allah
SWT telah memberi tahu kepada manusia, tentang pentingnya kepemimpinan dalam
islam, sebagaimana dalam Al-Quran kita menemukan banyak ayat yang berkaitan
dengan masalah kepemimpinan.
“Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui”. (Al Baqarah: 30)
Ayat
ini mengisyaratkan bahwa khalifah (pemimpin) adalah pemegang mandat Allah SWT
untuk mengemban amanah dan kepemimpinana langit di muka bumi. Ingat komunitas
malaikat pernah memprotes terhadap kekhalifahan manusia dimuka bumi.
”Hai
orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah SWT dan ta`atilah Rasul (Nya), dan
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah SWT (Al Qur’an) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah SWT dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS An-Nisa:
59)
Tugas
Pemimpin
Pada prinsipnya menurut Islam setiap
orang adalah pemimpin. Ini sejalan dengan fungsi dan peran manusia di muka bumi
sebagai khalifahtullah, yang diberi tugas untuk senantiasa mengabdi dan
beribadah kepada-Nya
"Kami telah menjadikan mereka
itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan
telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang,
menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah".
(Al-Anbiya’: 73)
"Dan Kami jadikan di antara
mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika
mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami". (As-Sajdah: 24)
“Wahai orang-orang yang beriman,
jadilah kamu orang yang benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi karena
Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau bapak ibu dan kaum kerabatmu. Jika
ia kaya atau miskin, Allah lebih mengetahui kemaslahatan keduanya”. (Qs.
An-Nisa; 4: 135)
“Hai orang-orang yang beriman!
Tegakkanlah keadilan sebagai saksi karena Allah. Dan janganlah rasa benci
mendorong kamu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena itu lebih dekat
dengan taqwa…” (Q.s. Al-Maidah 5: 8)
"Sesungguhnya Allah menyuruh
kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat". (An-Nisa’ :
58)
” Hai Daud, sesungguhnya Kami
menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan
(perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah SWT. Sesungguhnya
orang-orang yang sesat dari jalan Allah SWT akan mendapat azab yang berat,
karena mereka melupakan hari perhitungan.” (Qs Shad: 26)
Dalam sebuah kesempatan, ketika
seorang perempuan dari suku Makhzun dipotong tangannya lantaran mencuri,
kemudian keluarga perempuan itu meminta Usama bin Zaid supaya memohon kepada
Rasulullah untuk membebaskannya, Rasulullah pun marah. Beliau bahkan
mengingatkan bahwa, kehancuran masyarakat sebelum kita disebabkan oleh
ketidakadilan dalam supremasi hukum seperti itu.
Dari Aisyah ra. bahwasanya
Rasulullah saw. bersabda: adakah patut engkau memintakan kebebasan dari satu
hukuman dari beberapa hukuman (yang diwajibkan) oleh Allah? Kemudian ia berdiri
lalu berkhutbah, dan berkata: ‘Hai para manusia! Sesungguhnya orang-orang
sebelum kamu itu rusak/binasa dikarenakan apabila orang-orang yang mulia
diantara mereka mencuri, mereka bebaskan. Tetapi, apabila orang yang lemah
mencuri, mereka berikan kepadanya hukum’. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi,
Nasa’i, Abu Daud, Ahmad, Dariini, dan Ibnu Majah)
Memilih
Pemimpin
Pemimpin
negara adalah faktor penting dalam kehidupan bernegara. Jika pemimpin negara
itu jujur, baik, cerdas dan amanah, niscaya rakyatnya akan makmur. Sebaliknya
jika pemimpinnya tidak jujur, korup, serta menzalimi rakyatnya, niscaya
rakyatnya akan sengsara.
Oleh
karena itulah Islam memberikan pedoman dalam memilih pemimpin yang baik. Dalam
Al Qur’an, Allah SWT memerintahkan ummat Islam untuk memilih pemimpin yang baik
dan beriman:
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi
teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad),
karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada
kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu
karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk
berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat
demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada
mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu
sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang
melakukannya, maka sesungguhnya dia telah TERSESAT dari jalan yang lurus.”(QS.
60. Al-Mumtahanah : 1)
“Hai
orang2 yang beriman! Janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu
menjadi pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas
keimanan. Dan siapa di antara kamu menjadikan mereka menjadi pemimpin, maka
mereka itulah orang2 yang zalim” (At Taubah:23)
“Hai
orang2 yang beriman! Janganlah kamu mengambil orang2 kafir menjadi wali (teman
atau pelindung)” (An Nisaa:144)
“Janganlah
orang2 mukmin mengambil orang2 kafir jadi pemimpin, bukan orang mukmin. Barang
siapa berbuat demikian, bukanlah dia dari (agama) Allah sedikitpun…” (Ali
Imran:28)
"Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang
yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara
orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir
(orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul
orang-orang yang beriman". (Al-Maidah: 57)
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan
Nasrani menjadi pemimpin-pemimmpin(mu): sebahagian mereka adalah pemimpin bagi
sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka sebagai
pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepada oarng-orang yang zalim ” (QS. Al-Maidah:
51)
Akibat
"Dan
mereka berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta’ati
pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari
jalan (yang benar)". (al-Ahzab: 67)
“Hai
orang-orang yang beriman, jika kamu MENTAATI orang-orang yang KAFIR itu,
niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah
kamu orang-orang yang rugi. Tetapi (ikutilah Allah), Allah lah Pelindungmu, dan
Dialah sebaik-baik Penolong.”(QS.Ali ‘Imraan :149-150)
“Kabarkanlah
kepada orang-orang MUNAFIQ bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih.
(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman
penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan
di sisi orang kafir itu ? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan
Allah.”(QS. An-Nisaa’ : 138-139)
“Kamu
melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir
(musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri
mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam
siksaan. Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi dan kepada apa yang
diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang
musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah
orang-orang yang FASIQ.”(QS.Al-Maa-idah : 80-81).