Sosial Politik

Senin, 17 Oktober 2016

JURNAL PROFESIONALISME KERJA



PENGARUH PROFESIONALISME KERJA PEGAWAI TERHADAP EFEKTIVITAS PELAYANAN
PUBLIK DI KANTOR DISDUKCAPIL
KABUPATEN BONE



MULIADI 1, MAPPAMIRING 2, IHYANI MALIK 3

1)      Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Unismuh Makassar
2)      Dosen Ilmu Administrasi Negara Unismuh Makassar
3)      Dosen Ilmu Administrasi Negara Unismuh Makassar

ABSTRACT

This study aimed to determine how the influence of the professionalism employees working to the effectiveness service in Disdukcapil office of Bone regency. This study adopted descriptive quantitative research. The population of this study were Disdukcapil employees and the society it served. The number of samples were 70 people by using nonprobability sampling techiques for the employees and incidental sampling technique for the society being served. The results of this study indicated that the direct influence of the professionalism employees working on the effectivenees public service in the Disdukcapil office of Bone regency

Keywords : effectiveness service, professionalism work

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan di Kantor Disdukcapil Kabupaten Bone. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu pegawai Disdukcapi dan masyarakat yang dilayani. Sampel yang di gunakan sebanyak 70 orang dengan menggunakan teknik sampling nonprobability samping untuk pegawai dan teknik sampling insidental untuk masyarakat yang dilayani. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh langsung antara profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan publik di Kantor Disdukcapil Kabupaten Bone.

Kata kunci : efektivitas pelayanan, perofesionalisme kerja

PENDAHULUAN
Pembangunan di Indonesia dimaksudkan untuk mewujudkan cita-cita nasional, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pesatnya pembangunan nasional dalam segala bidang era reformasi ini memerlukan tenaga kerja yang handal. Artinya tenaga kerja yang dapat meneruskan kesinambungan pembangunan nasional melalui peningkatan sumber daya manusia yang ada secara profesional. Profesionalisme membutuhkan tenaga kerja yang berdedikasi tinggi, moralitas yang baik, loyalitas terjamin dan mempunyai disiplin kerja yang tinggi.
Pelaksanaan pembangunan mengikutsertakan pegawai atau aparatur pemerintah bersama rakyat memegang peranan penting yaitu sebagai pelaksana dalam menjalankan pembangunan dan sebagai penggerak laju pembangunan disegala bidang. Peranan pegawai atau aparatur negara sangat dituntut dalam menjalankan tugas dibidang masing-masing untuk lebih ulet, terampil, cekatan, berdedikasi tinggi dan menuju kepada suatu efisiensi untuk dapat mencapai tujuan nasional yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata dan berkesinambungan baik materil maupun spiritual.
Pembangunan dan pengemb-
angan sumber daya manusia adalah satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan satu sama lain. Dimana pembangunan dapat terlaksana dengan baik apabila sumber daya manusianya memadai, baik itu pembangun skala national maupun regional, begitupun dalam suatu organisasi. Profesional artinya ahli dalam bidangnya. Jika seorang manajer mengaku sebagai seorang yang profesional, maka ia harus menunjukkan bahwa dia ahli dalam bidangnya dan harus menunjukkan kualitas tinngi dalam pekerjaannya. Berbicara mengenai profesionalisme, maka itu mencerminkan sikap seseorang terhadap profesinya. Secara sederhana profesionalisme diartikan sebagai suatu perilaku, cara dan kualitas yang menjadi ciri suatu profesi. Seseorang dikatakan profesional apabila pekerjaannya memiliki ciri standar teknis atau etika suatu profesi Oerip dan Oetomo (2000: 264-265).
Kehidupan suatu organisasi secara mendasar adalah sangat ditentukan oleh adanya manusia dan segenap sumber dayanya. Manusialah yang dapat menggerakkan suatu organisasi dengan menghubungkan segenap tenaga, pikiran, bakat, kreativitas dan berupaya demi keberlangsungan kehidupan organisasi tersebut. Manusia adalah sumber daya yang memiliki nilai tertinggi bagi setiap organisasi, karena dapat memberikan manfaat yang besar sekali bila penggunaan tenaga manusia secara tepat guna.
Sumber daya manusia yang dimiliki organisasi memiliki berbagai karakteristik, termasuk kemampuan/profesionalitas kerja, motivasi dan kinerja yang dimilikinya. Ketiga komponen tersebut sangat berkaitan dan berada dalam diri pegawai yang melaksanakan tugas sehari-hari. Sehingga kemampuan atau sumber daya manusia sangat penting. Sebagaimana yag kita ketahui bahwa profesionalisme merupakan suatu bentuk perilaku, cara dan kualitas yang menjadi ciri suatu profesi. Seseorang dikatakan profesional apabila pekerjaannya memiliki ciri standar teknis atau etika suatu profesi Oerip dan Oetomo (2000: 264-265).
Oleh karena itu, sumber daya manusia adalah karyawan atau pegawai yang terdapat dalam sebuah organisasi yang dimana harus dikelola secara efektif dan efisien supaya menjadi sebuah organisasi yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuannya. Dan untuk menghasilkan tenaga yang profesional, maka berbagai hal perlu diperhatikan. Seperti pengelolaan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan untuk menghasilkan tenaga-tenaga yang professional. Sumber daya manusia yang profesional akan melahirkan sebuah kinerja yang efektif dan efisien, sehingga memberikan hasil yang maksimal.
Untuk mencapai tingkat profesionalisme kerja aparatur, maka pengembangan sumber daya manusia sebagai faktor utama dalam profesionalisme sangat penting dan harus sejalan antara profesionalisme dengan pengembangan sumber daya manusia. Sebagaimana Harvard (Wibowo, 2012: 436-441) mengata-
kan bahwa untuk mengembangkan sumber daya manusia ia menganjurka langka dimulai dengan memahami pekerja, baru kemudian mengembangkan rencana, dan akhirnya menyusun taktik dalam mengembangkan pekerja.
Pelayanan publik merupakan suatu kewajiban bagi para penyelenggara atau apratur negara yang bergerak di wilayah pelayanan publik dalam memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Namun, dalam proses pelaksanaan pelayanan publik pada masyarakat tersebut tidaklah mudah. Banyak permasalahan serius yang kemudian muncul dan dihadapi oleh organisasi,misalnya adanya kesalahan manajemen atau kesalahan operasional, sehingga organisasi tersebut jadi kurang produktif atau macet sama sekali. Akibatnya pekerjaan banyak yang terbengkalai sehingga berdampak pada masyarakat.
Menurut Kotler (Sinambela dkk, 2010: 4) bahwa pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk  secara fisik. Selanjutnya karena pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yg terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan. Sementara dalam kamus bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pelayanan sebagai suatu hal, cara atau hasil pekerjaan melayani. Sedangkan melayani adalah menyuguhi (orang) dengan makan atau minuman, menyediakan keperluan orang, mengiyakan, menerima dan menggunakan.
Dalam mencapai pelayanan publik yang baik, maka profesionalme kerja pegawai merupakan faktor yang paling urgen. Dimana, profesionalisme adalah cikal bakal dari tercapainya suatu pelayanan publik yang baik. Oleh karena itu, profesionalisme sumber daya aparatur harus dikelolah dengan baik. Karena, semakin tinggi kualitas sumber daya aparatur yang ada, maka semakin baik pula kinerja atau tingkat efektivitas pelayanan yang dihasilkan, terutama dalam hal pelayanan publik.
The Liang Gie (1988: 34) berpendapat “Efektivitas merupakan keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki, maka perbuatan itu dikatakan efektif kalau menimbulkan akibat atau mencapai maksud sebagaimana yang dikehendaki. Maksud dari pengertian di atas adalah efektif atau tidaknya suatu pekerjaan atau usaha suatu organisasi dapat dilihat dari sasaran dan tujuan yang dicapai.
Kemudian di pertegas oleh “Sondang P. Siagian (1981: 151) berpendapat bahwa efektivitas terkait penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan sebelumnya atau dapat dikatakan apakah pelaksanaan sesuatu tercapai sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya”.
METODE PENELITIAN
Adapun lokasi penelitian ini
di Kabupaten Bone Kecamatan Tanete Riattang Barat Kelurahan Macanang jalan Andi Mappanyukki Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone. Penelitian ini adalah survei langsung dengan tipe kuantitatif untuk mengetahui bagaimana hubungan dan pengaruh profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan publik.
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai dan masyarakat yang dilayani dengan menggunakan teknik sampling nonprobability samping untuk pegawai dan sampling insidental untuk masyarakat yang dilayani. Adapun sampel yang di ambil adalah semua pegawai dengan jumlah 50 orang dan masyarakat yang dilayani sebanyak 20 orang.
Dari sampel yang ada sebanyak 70 orang digunakan sebagai rujukan dalam menguji atau sebagai parameter penelitian dengan menggunakan kuesioner. Yang dimana dari hasil kuesioner tersebut diolah dan divalidasi lebih lanjut sebagai sebuah hasil penelitian yang akan digunakan dengan mengguna-
kan sistem SPSS versi 17.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone merupakan tempat  di  mana  seluruh  kegiatan  pencatatan  dan   pengadministrasian   tentang
kependudukan dilakukan. Dimana semua kegiatan kemasyarakatan, baik berupa data kependudukan, akta kelahiran, kartu tanda penduduk, kartu keluarga dilakukan di kantor ini.
Namun sebelum dilakukan pemekaran atau pemisahan, kantor ini masih benama Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kependudukan (PMK). Tetapi pada tahun 2006 berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bone No. 05 Tahun 2006, maka dilakukan pemekaran menjadi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone.
Kabupaten Bone sebagai salah satu daerah yang berada di pesisir timur Sulawesi Selatan memiliki posisi strategis dalam perdagangan barang dan jasa di Kawasan Timur Indonesia yang secara administratif terdiri dari 27 kecamatan, 333 desa dan 39 kelurahan. Kabupaten ini terletak 174 km ke arah timur Kota Makassar, berada pada posisi 4°13'- 5°6' LS dan antara 119°42'-120°30' BT. Luas wilayah Kabupaten Bone 4.559 km² dengan rincian lahan sebagai berikut: (a) Persawahan: 88.449 Ha, (b) Tegalan/Ladang: 120.524 Ha, (c) Tambak/Empang: 11.148 Ha, (d) Perkebunan Negara/Swasta: 43.052,97 Ha, (e) Hutan: 145.073 Ha, (f) Padang rumput dan lainnya: 10.503,48 Ha.
Berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Bone adalah 717.268 jiwa, terdiri atas 341.335 lakilaki dan 375.933 perempuan. Dengan luas wilayah Kabupaten Bone sekitar 4.559 km2 persegi, ratarata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Bone adalah 157 jiwa per km2.
Penggambaran karakteristik 70 responden dengan pembagian yaitu, 50 Pegawai kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone dan 20 orang masyarakat yang dilayani yang menjadi responden akan dikemukakan antara lain berdasarkan jenis kelamin, umur/usia, pangkat/golongan dan tingkat pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka identitas responden dapat diuraikan sebagai berikut:
            Sebagaimana pada hasil penelitian, dari 70 responden yang paling banyak adalah kategori jenis kelamin perempuan yakni, sebanyak 37 orang (52,86%). Artinya perempuan lebih dominan daripada laki-laki yang hanya 33 orang (47,14%).
            Adapun rata–rata usia yang menjadi responden pada kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone yaitu kategori usia ≥ 30 Tahun dan 30 dapat dilihat pada table 2 dibawah ini:

Tabel.1
Jumlah Responden Berdasarkan Usia
NO
Usia
Frekuensi
Persentase %
1
30
15
21,43 %
2
30
55
78,57 %
Jumlah
70
100 %
Sumber : Data kuesioner tahun 2015

Berdasarkan Tabel.1 diatas dari 70 responden yang paling banyak adalah kategori usia ≥ 30 Tahun yakni sebanyak 55 orang (78,57%) artinya, usia ≥ 30 tahun lebih dominan pada kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone.
            Adapun raata–rata pangkat/golongan yang menjadi responden pada kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone adalah sebagai berikut.

Tabel.2
Jumlah Responden Berdasarkan Pangkat/Golongan
NO
Pangkat/Golongan
Frekuensi
Persentase %
1
Eselon II.B
1
1,43%
2
Eselon III.A
1
1,43%
3
Eselon III.B
4
5,71%
4
Eselon IV
15
21,43%
5
Staf
13
18,57%
6
Lain-lain
20
28,57%
Jumlah
70
100 %
Sumber : Data kuesioner tahun 2015

Tabel.2 dari 70 responden yang paling banyak dalam kategori pangkat/golongan tertinggi/Eselon IV yakni sebanyak 15 orang (21,43%). Hal ini dikarenakan jenjang pengabdian/karier di instansi pemerintahan tersebut, sehingga didominasi oleh jabatan/golongan eselon IV. Meskipun ada sekitar 20 orang (28,57%) yang memiliki jumlah persentase tinggi namun tidak termasuk pada golongan/pangkat tertinggi karena berada pada kategori lain-lain/campuran.
            Responden yang mengenyam pendidikan terakhir S1 yang paling dominan di kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone dibandingkan dengan pendidikan S2 atau yang lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 4 dibawah ini:

Tabel.3
Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
NO
Pendidikan
Frekuensi
Persentase %
1
S II
8
11,43%
2
S I
47
67,14%
3
SMA
15
21,43%
Jumlah
70
100 %
Sumber : Data kuesioner tahun 2015

Pada tabel.3 dari 70 responden yang paling banyak adalah kategori pendidikan S1 yakni sebanyak 47 orang (67,14%), dominannya status berpendidikan S1 karena tingkat kesadaran untuk mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi masih rendah.
            Profesionalisme kerja sangat penting di dalam sebuah organisasi maupun dalam kegiatan kerja.Karena profesionalisme kerja sangat menentukan kualitas pelayanan maupun efektifitas suatu pelayanan yang diberikan, sebagaimana dalam konsep pelayanan prima.Baik atau tidak suatu pelayanan, begitupun berhasil atau tidaknya suatu organisasi dapat di liat dari seberapa besar tingkat profesional kerja pegawai yang berada di dalamnya.
            Profesionalisme kerja pegawai sangat ditentukan oleh kemampuan pegawai yang tercermin melalui perilakunya sehari-hari. Tingkat kemampuan pegawai yang tinggi akan lebih cepat mengarah pada pencapaian tujuan organisasi yang telah direncanakan sebelumnya dan begitupun sebaliknya. Dengan demikian, keberhasilan atas pelayanan yang diberikan tergantung dari seberapa besar tingkat profesionalisme kerja pegawai, terutama pada kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten  Bone.

Tabel.4
Akumulasi Frekuensi Profesionalisme Kerja Pegawai Di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone
NO
Pernyataan
Rata-rata Skor
Rata-rata Persentase
1
IQ atau Pengetahuan
3,02
43,14 %
2
Inovatif
2,8
40 %
3
Kreatif
2,88
41,14 %
4
Equality
2,91
41,57 %
5
Equity
2,87
41 %
6
Loyality
2,86
40,86 %
7
Accountability
2,76
39,43 %
Rata-rata skor dan rata-rata persentase
2,87
41,02 %





Sumber : Diolah dari data primer, Maret 2015

            Data pada tabel.4 yang merupakan akumulasi dari ketujuh penjabaran yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa profesionalisme kerja pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone jika dinilai, berada pada kategori kedua atau baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata akumulasi yang menunjukkan nilai rata-rata skor dan rata-rata persentase dengan persentase 2,87 (41,02%). Dapat disimpulkan bahwa pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone telah memiliki tingkat profesionalitas yang cukup baik.
            Hasil diatas menunjukkan bahwa profesionalisme kerja pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone termasuk sudah cukup baik. Namun diharapkan profesionalisme kerja pegawai pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan sehingga tercipta efektivitas pelayanan yang maksimal melalui penguatan atau peningkatan profesionalitas kerja pegawai yang ada.
            Pada hakikatnya, efektivitas merupakan suatu pencapai atau hasil dari apa yang telah dilakaukan berdasarkan tujuan atau apa yang telah ditentukan sebelumnya. Efektivitas sangat penting terutama efektivitas dalam pelayanan karena hal tersebut sudah merupakan kewajiban sebabagaimana pada visi yang ada. Suatu organisasi dapat dikatana berhasil, ketika semua kegiatan kerja dalam hal pelayanan yang diberikan efektif dan efisien serta kualitas atau output yang dihasilkan memberi kepuasan kepada pengguna jasa atau masyarakat.

Tabel.5
Akumulasi Frekuensi Efektivitas Pelayanan Publik di Kantor Disdukcapil Kabupaten Bone

No

Pernyataan
Rata-rata skor
Rata-rata  persentase

1
Kesederhanaan
3,13
78,25 %
2
Kejelasan dan Kepastian
3,1
77,5 %
3
Ekonomis
3,35
83,75 %
4
Ketepatan Waktu
2,97
74,25 %
Rata-rata skor dan rata-rata persentase
3,14
78,44 %
Sumber : Diolah dari data primer, Maret 2015

            Adapun data pada tabel.5 merupakan akumulasi dari keempat penjabaran yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa efektivitas pelayanan publik jika dinilai berada pada kategori kedua atau baik. Hal ini dapat dilihat dari rata akumulasi yang menunjukkan nilai rata-rata skor dan rata-rata persentase 3,14 (78,44%). Dapat disimpulkan bahwa tingkat efektivitas pelayanan publik sudah baik.
            Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone diharapkan dapat meningkatkan dengan lebih baik lagi kinerja para pegawai sehingga efektivitas pelayanan publik dapat tercapai dengan baik. Semakin profesional suatu pelayanan yang diberikan maka semakin efektif pula hasil yang kita dapatkan dan pencapaian tujuan dari apa yang direncanakan sebelumnya dapat tercapai dengan masksimal.
            Pada penjelasan sebelumnya, maka penulis akan mencoba menganalisis data-data tersebut secara simultan. Setelah dilakukan pengolahan data keseluruhan variable independen maka diperoleh data profesionalisme kerja pegawai secara keseluruhan sebagai variable independen dan efektivitas pelayanan publik variabel dependen. Maka hasilnya, penulis akan dapat melihat besar hubungan antara variable independen dan dependen.
            Analisis yang ada diketahui bahwa profesionalisme kerja pegawai sebagai variabel independen ternyata tidak berpengaruh pada efektivitas pelayanan publik sebagai variable dependen dengan bagian kolom Sig. (2-tailed) di dapat angka probabilitas sebesar 0,05 yang berarti bahwa, adanya profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan publik berkorelasi secara signifikan karena probabilitasnya lebih besar dari 0,01
            Sebagaimana yang telah diuraikan pada rumusan masalah dan berdasarkan data-data yang telah penulis peroleh dan kumpulkan, akan dilihat apakah ada pengaruh profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan publik, serta berapa besar pengaruh profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan publik. Sebelumnya, terlebih dahulu ditentukan variable independen (X) dan variable dependen (Y) yaitu :
Variabel Independen (X) adalah : X1 = IQ atau Pengetahuan, X2 = Inovatif, X3 = Kreatif, X4 = Equality, X5 = Equity, X6 = Loyality, X7 = Accountability
Variabel Dependen (Y) adalah : Y1 = Kesederhanaan, Y2 = Kejelasan dan Kepastian, Y3 = Ekonomis, Y4 = Ketepatan Waktu Variabel Independen (X) adalah Profesionalisme Kerja Pegawai
Variabel dependen (Y) adalah Efektivitas Pelayanan Publik
            Karena akan diketahui apakah ada pengaruh profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan publik, maka akan dilakukan uji regresi linear. Tetapi karena ada dua pengaruh yang ingin diketahui yaitu pengaruh variable independen secara parsial terhadap profesionalisme kerja pegawai dan pengaruh secara simultan variable independen terhadap efektivitas pelayanan publik. Maka akan dijelaskan pengaruh variable independen secara parsial terhadap profesionalisme kerja pegawai, kemudian yang kedua yaitu pengaruh variable independen profesionalisme kerja pegawai secara simultan terhadap pengaruh efektivitas pelayanan publik.
Dan berdasarkan dari hasil perhitungan regresi linear sederhana, dengan menggunakan SPSS 17 maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel.6
Hasil Perhitungan Variabel Independen Dan Dependen Secara Simultan Dengan Menggunakan Uji Korelasi Bivariate Correlations

PROFESIONALISME
EFEKTIVITAS
PROFESIONALISM                         Pearson Correlation
                                                         Sig. (2-tailed)
                                                         N
1

11
.658*
.028
11
EFEKTIVITAS                                  Pearson Correlation
                                                         Sig. (2-tailed)
                                                         N
.658*
.028
11
1

11
Ket : Hasil Pengolahan SPSS 17

Pada tabel diatas dapat dilihat pada perolehan angka probabilitas untuk Profesionalisme Kerja Pegawai terhadap Efektivitas Pelayanan Publik sebesar 0,028 menunjukkan bahwa Efektifitas Pelayanan Publik berpengaruh terhadap Profesionalisme Kerja Pegawai  karena nilai signifikannya lebih kecil dari 0,05.
            Dari hasil pengamatan penulis dengan melihat hasil olahan data yang telah di isi oleh responden, secara simultan sangat terlihat bahwa adanya pengaruh profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan publik, dengan perolehan 0,028 yang menunjukkan bahwa Profesionalisme Kerja Pegawai variable (X) berpengaruh terhadap EfektivitasPelayanan Publik (Y).
KESIMPULAN
            Setelah diadakan suatu pembahasan berupa hasil kuesioner dan pengujian regresi linear sederhana serta korelasi mengenai pengaruh profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan publik, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :
            Pada data pada tabel.4  yang merupakan akumulasi dari ketujuh penjabaran yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa profesionalisme kerja pegawai di Kantor Disdukcapil Kabupaten Bone jika dinilai, berada pada kategori kedua atau baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata akumulasi yang menunjukkan nilai rata-rata skor dan rata-rata persentase dengan persentase 2,87 (41,02%). Dapat disimpulkan bahwa pegawai di Kantor Disdukcapil Kabupaten Bone telah memiliki tingkat profesionalitas yang cukup baik, namun masih perlu lagi ditingkatkan lagi.
            Sedangkan data pada tabel.5 merupakan akumulasi dari keempat penjabaran yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa efektivitas pelayanan publik jika dinilai berada pada kategori kedua atau baik. Hal ini dapat dilihat dari rata akumulasi yang menunjukkan nilai rata-rata skor dan rata-rata persentase 3,14 (78,44%). Dapat disimpulkan bahwa tingkat efektivitas pelayanan publik sudah baik.
            Dan berdasarkan hasil uji regresi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa profesionalisme kerja pegawai berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pelayanan publik, ini dapat dilihat pada perolehan angka probabilitas padaa sig.(2-tailed). Untuk efektivitas sebesar 0,028, kemudian nilai pearson correlation 0,658 dalan hal ini H1 di terima artinya, ada pengaruh profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan publik. Berdasarkan hal ini lah maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat profesionalitas pegawai, maka semakin tinggi pula tingkat efektivitas pelayanan yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan M. 2011.Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Moenir, A.S. 1995. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakatra: BumiAksara.

Oerip dan Oetomo. 2000, Peran Profesionalisme Kerja Pegawai dalam Pelayanan Publik. Respisitory.usu.ac.id diakses 2 maret 2015

Sinambela, dkk. 2010. Reformasi Pelayanan Publi., Jakarta: BumiAksara

Siagian, Sondang P. 1981. Efektifitas Pelayanan Publik di Kecamatan Maritengngae Kabupaten Sidenreng Rappang. Respisitory.unhas.ac.id diakses 6 maret 2015

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Republik Indonesia. UU No. 43 Tahun 1999 Perubahanatas UU No. 8 Tahun 1974 Tentang “Pokok-Pokok Kepegawaian” Pasal 31 ayat 1.

Wibowo. 2012. Manajemen Kinerj., Jakarta: Rajawali Pers.

Wojowisoto. 1980. Efektifitas Pelayanan Publik di Kecamatan Maritengngae Kabupaten Sidenreng Rappang. Respisitory.unhas.ac.id 6 Maret 2015.


Rabu, 29 Juni 2016

PEDANG ALLAH YANG TERHUNUS

*KISAH PANGLIMA PERANG YANG DIPECAT KARENA TAK PERNAH BERBUAT KESALAHAN*

      Pada zaman pemerintahan *Khalifah Syaidina Umar bin Khatab*, ada seorang panglima perang yang disegani lawan dan dicintai kawan. Panglima perang yang tak pernah kalah sepanjang karirnya memimpin tentara di medan perang. Baik pada saat beliau masih menjadi panglima Quraish, maupun setelah beliau masuk Islam dan menjadi panglima perang umat muslim. Beliau adalah *Jenderal Khalid bin Walid*.

      Namanya harum dimana-mana. Semua orang memujinya dan mengelu-elukannya. Kemana beliau pergi selalu disambut dengan teriakan, _"Hidup Khalid, hidup Jenderal, hidup Panglima Perang, hidup Pedang Allah yang Terhunus."_ Ya! .. beliau mendapat gelar langsung dari Rasulullah SAW yang menyebutnya sebagai *Pedang Allah yang Terhunus*.

      Dalam suatu peperangan beliau pernah mengalahkan pasukan tentara Byzantium dengan jumlah pasukan 240.000. Padahal pasukan muslim yang dipimpinnya saat itu hanya berjumlah 46.000 orang. Dengan kejeliannya mengatur strategi, pertempuran itu bisa dimenangkannya dengan mudah. Pasukan musuh lari terbirit-birit.

      Itulah *Khalid bin Walid*, beliau bahkan tak gentar sedikitpun menghadapi lawan yang jauh lebih banyak.

      Ada satu kisah menarik dari Khalid bin Walid. Dia memang sangat sempurna di bidangnya; ahli siasat perang, mahir segala senjata, piawai dalam berkuda, dan karismatik di tengah prajuritnya. Dia juga tidak sombong dan lapang dada walaupun dia berada dalam puncak popularitas.

      Pada suatu ketika, di saat beliau sedang berada di garis depan, memimpin peperangan, tiba-tiba datang seorang utusan dari Amirul mukminin, Syaidina Umar bin Khatab, yang mengantarkan sebuah surat. Di dalam surat tersebut tertulis pesan singkat, _"Dengan ini saya nyatakan Jenderal Khalid bin Walid di pecat sebagai panglima perang. Segera menghadap!"_

      Menerima khabar tersebut tentu saja sang jenderal sangat gusar hingga tak bisa tidur. Beliau terus-menerus memikirkan alasan pemecatannya. Kesalahan apa yang telah saya lakukan? Kira-kira begitulah yang berkecamuk di dalam pikiran beliau kala itu.

      Sebagai prajurit yang baik, taat pada atasan, beliaupun segera bersiap menghadap Khalifah Umar Bin Khatab. Sebelum berangkat beliau menyerahkan komando perang kepada penggantinya.

      Sesampai di depan Umar beliau memberikan salam, _"Assalamualaikum ya Amirul mukminin! Langsung saja! Saya menerima surat pemecatan. Apa betul saya di pecat?"_

_"Walaikumsalam warahmatullah! Betul Khalid!"_ Jawab Khalifah.

_"Kalau masalah dipecat itu hak Anda sebagai pemimpin. Tapi, kalau boleh tahu, kesalahan saya apa?"_

_"Kamu tidak punya kesalahan."_

_"Kalau tidak punya kesalahan kenapa saya dipecat? Apa saya tak mampu menjadi panglima?"_

_"Pada zaman ini kamu adalah panglima terbaik."_

_"Lalu kenapa saya dipecat?"_ tanya Jenderal Khalid yang tak bisa menahan rasa penasarannya.

      Dengan tenang Khalifah Umar bin Khatab menjawab, _"Khalid, engkau jenderal terbaik, panglima perang terhebat. Ratusan peperangan telah kau pimpin, dan tak pernah satu kalipun kalah. Setiap hari Masyarakat dan prajurit selalu menyanjungmu. Tak pernah saya mendengar orang menjelek-jelekkan. Tapi, ingat Khalid, kau juga adalah manusia biasa. Terlalu banyak orang yang memuji bukan tidak mungkin akan timbul rasa sombong dalam hatimu. Sedangkan Allah sangat membenci orang yang memiliki rasa sombong''_.

_''Seberat debu rasa sombong di dalam hati maka neraka jahanamlah tempatmu. Karena itu, maafkan aku wahai saudaraku, untuk menjagamu terpaksa saat ini kau saya pecat. Supaya engkau tahu, jangankan di hadapan Allah, di depan Umar saja kau tak bisa berbuat apa-apa!"_

      Mendengar jawaban itu, Jenderal Khalid tertegun, bergetar, dan goyah. Dan dengan segenap kekuatan yang ada beliau langsung mendekap Khalifah Umar.

Sambil menangis beliau berbisik, _"Terima kasih ya Khalifah. Engkau saudaraku!"_

      Bayangkan …. mengucapkan terima kasih setelah dipecat, padahal beliau tak berbuat kesalahan apapun. Adakah pejabat penting saat ini yang mampu berlaku mulia seperti itu? Yang banyak terjadi justru melakukan perlawanan, mempertahankan jabatan mati-matian, mencari dukungan, mencari teman, mencari pembenaran, atau mencari kesalahan orang lain supaya kesalahannya tertutupi.

      Jangankan dipecat dari jabatan yang sangat bergengsi, 'kegagalan' atau keterhambatan dalam perjalanan karir pun seringkali tidak bisa diterima dengan lapang dada. Akhirnya semua disalahkan, sistem disalahkan, orang lain disalahkan, semua digugat.....bahkan hingga yang paling ekstrim.... Tuhan pun digugat..

      Kembali ke Khalid bin Walid, hebatnya lagi, setelah dipecat beliau balik lagi ke medan perang. Tapi, tidak lagi sebagai panglima perang. Beliau bertempur sebagai prajurit biasa, sebagai bawahan, dipimpin oleh mantan bawahannya kemarin.

      Beberapa orang prajurit terheran-heran melihat mantan panglima yang gagah berani tersebut masih mau ikut ambil bagian dalam peperangan. Padahal sudah dipecat. Lalu, ada diantara mereka yang bertanya, _"Ya Jenderal, mengapa Anda masih mau berperang? Padahal Anda sudah dipecat."_

       Dengan tenang Khalid bin Walid menjawab, _"Saya berperang bukan karena jabatan, popularitas, bukan juga karena Khalifah Umar. Saya berperang semata-mata karena mencari keridhaan Allah."_

*****
Sebuah cuplikan kisah yang sangat indah dari seorang Jenderal, panglima perang, *''Pedang Allah yang Terhunus''*.

Mari kita sama-sama hayati dan renungkan dari kisah di atas, serta mengambil pelajaran dari apanya di maksud tersebut.

Semoga kita senantiasa di rhidhoi oleh Allah SWT, selalu berada pada jalan.Nya yang benar, melangkah sesuai aturan dan tuntunannya, berbuat semestinya sebagaimana seruannya dan semoga kita  bisa menjadi atau mencontoh sang Jenderal, Panglima Perang.

29 Juni 2016
Am_36

Rabu, 15 Juni 2016

TERAKHIR

***TERAKHIR***

Pernahkah kamu berharap pada seseorang???
Kamu berharap kebaikannya, kehadirannya, perhatiannya, kasih sayangnya,

Tapi...

Seringkah engkau dikecewakannya, menangis karenanya, disakiti olehnya?

Lalu...

Pantaskah kamu masih berharap padanya???
Ataukah dalam kecewa, dalam tangis dan dalam sakit itu, Adakah kebahagiaan yang kamu dapatkan?
Apakah dengan kecewamu, dia berubah menjadi baik?
Apakah dengan tangismu, dia akan hadir?
Ataukah dengan perasaan sakit hatimu, dia menyayangimu?
Mungkin jawabannya TIDAK

Jadi...

Bukankah ini saatnya untuk kamu pergi, berpaling, menjauh?
Setidaknya pergilah dari rasa kecewa itu. Berpalinglah untuk tetesan airmata itu . Menjauhlah untuk membahagiakan hatimu.

Sulitkah itu bagimu?
Jika “YA”

Pikirkanlah betapa dia tak pernah mengharapkanmu, mempedulikanmu, memikirkanmu.
Tanpa kamu sadari
Kamu telah hanyut dalam harapan, impian dan angan kosongmu
Sedikit kata darinya sudah membuat kamu merasa diperhatikan
Sedikit senyum darinya sudah membuat kamu pikir dia peduli
Sedikit kabar darinya sudah membuat kamu terlena, tak beranjak

Ya...

semua yg sedikit itu saja sudah membuat kamu bahagia
Yg sedikit bahkan semu, sudah membuat kamu bertahan
Untuk apa?
Untuk sesuatu yang KOSONG, tak pernah dia pikirkan, bkn apa-apa untuknya, DIA TIDAK TAHU, TAK AKAN PEDULI
Dan esok, lusa, nanti ataupun detik yang akan datang
Kamu akan kecewa, menagis dan sakit hati lagi.

Tidakkah semua itu CUKUP?

Saatnya kamu melangkah
Mendaki di terjal kehidupan dan mengalir bagai sungai
Jangan bertahan untuk harapan yg tak pernah ada
Jangan menunggu hembus angin yang lalu
Jangan sampai kamu terbangun dalam keadaan remuk.

Selagi kamu bisa berdiri
Selagi airmatamu belum habis
Selagi hatimu belum bernana
Selagi jiwamu masih di kandung badan

Biarlah sakitnya terasa hari ini
Esok luka itu akan mengering
Biarlah dia menjadi bagian kenanganmu
Tapi dia tak lagi menghancurkanmu
Bahkan ketika kamu pergi
Dia tak akan menangisimu
Mungkin dia tak menyadarinya
Karena kamu bukan yang diharapkannya
Kamu bukan yang dipirkannya
Kamu bukanlah apa-apa baginya
Jangan pernah menoleh lagi untuknya
Jika hari ini kamu sadar siapa dia
Besok, tahun depan, sepuluh tahun lagi
Dia akan menjadi orang yang sama
Yang tak pernah mempedulikanmu
Yang hanya memberimu sedikit kata, sedikit senyum
Yang akan menumpahkan air matamu,
Menggoreskan rasa kecewa,
Dan mengguratkan luka dihatimu
Maka.

PERGILAH , PERGILAH
Biarkan hari ini adalah akhir kecewa kamu
Biarkanlah airmata itu menetes sederasnya
Dan biarlah rasa sakit itu menghunjam dalam
Tapi itu yang TERAKHIR untuknya
Itu yang TERAKHIR

Ingat!
Tuhan tidak menciptakan satu orang didunia ini
Bukalah hatimu !!!
Bukalah matamu !!!
Tatap dunia ini,,,
Diluar sana masih banyak yang membutuhkanmu
Cukuplah dirimu untuk mereka yang siap menerima cintamu
Yang lebih menghargai cintamu
Yang senantiasa menanti hadirmu
Yang senantiasa berharap keberadaanmu

Dia yang selalu siap tersenyum untukmu
Dia yang selalu siap mendengar kelu kesahmu
Dia yang selalu melihat dirinya padamu
Dia yang senantiasa melangkah beriringan bersamamu

Karena "CINTA" bukan tentang betapa aku mencintaimu.
Bukan betapa aku menyayangimu

Tapi CINTA adalah pengertian

                      #SudutRuangRenunganJiwa
                                    AM_36 15 Juni 2016

Senin, 30 Mei 2016

LOGIKA DAN TAKDIR

Alkisah

Ada dua orang bersahabat,
👉yang satu bernama "Logika"
👈dan yang satunya lagi bernama "Takdir".

      Keduanya naik mobil, dalam sebuah perjalanan yang panjang…

      Di tengah jalan mobil mereka kehabisan bahan bakar dan mogok.

      Keduanya berusaha melanjutkan dengan berjalan kaki sebelum datang waktu malam.

      Tapi sebelum itu keduanya berusaha menemukan tempat
beristirahat, setelah itu baru melanjutkan lagi perjalanan.

      Si Logika memutuskan untuk tidur di bawah sebatang pohon..

      Sedangkan si Takdir memilih tidur di tengah jalan.

      Logika berkata kepada Takdir: Kamu gila! Kamu menjatuhkan dirimu kepada kematian. Boleh jadi ketika kamu tidur ada mobil yang lewat dan melindas tubuhmu.

      Takdir menjawab: Saya tidak akan tidur kecuali di tengah jalan ini. Sebab boleh jadi ada mobil yang datang lalu ia melihatku dan mengajakku bersamanya.

      Akhirnya Logika betul-betul tidur di bawah pohon dan Takdir tidur di tengah jalan.

      Tidak beberapa lama setelah keduanya tertidur, lewat sebuah mobil besar dalam kecepatan tinggi.

      Tatkala supir melihat ada yang tidur di tengah jalan, ia berusaha berhenti dengan mendadak, tapi sayang tidak bisa.

      Akhirnya supir membanting stir dan mobil itu berbelok ke arah pohon dan langsung menabrak Logika, sehingga selamatlah si Takdir.

      Inilah kenyataan hidup, bahwa Takdir memainkan peranannya di tengah-tengah manusia. Kadang-kadang Takdir bertentangan dengan Logika.

      Maka boleh jadi terjadinya delay/ tertundanya dalam penerbangan ada keselamatan di balik itu.

      Boleh jadi tertundanya kita mendapatkan suatu hak karena ada hak orang lain yang selama ini kita abaikan dan tidak kita perdulikan.

      Boleh jadi ditolaknya lamaran kerja kita ada hikmah besar di balik itu.

      Tertundanya pertolongan dan kemenangan juga pasti ada manfaat yang sangat besar di belakang itu.

      "Boleh jadi kita membenci sesuatu padahal ia baik".

Yang dikagumi terkadang tidak mengerti.

Yang dicintai terkadang tidak merasa.

Yang dirindukan terkadang tidak tahu.

Yang dikasihi terkadang menyakitkan perasaan.

      Yang di-inginkan terkadang tidak sesuai dan sejalan.

Yang tidak disangka terkadang terjadi.

Yang kaya terkadang bisa jatuh miskin.

Yang dihina terkadang bisa jadi sangat sukses.

      Logika adalah salah satu alat dan cara untuk berjuang memperbaiki nasib/ keadaan ....tapi tidak boleh lupa untuk tetap mengandalkan dan memohon kepada-Nya.

     Sedangkan Takdir adalah suatu misteri, tapi jika kita taqwa dan mengikuti jalan-Nya, maka yakinlah bahwa
TAKDIR itu akan INDAH 👍, karena hanya Tuhan yang bisa mengubah semua aspek hidup kita menjadi indah pada waktu-Nya.

                                 Makassar, 30 Mei 2016
                                 Adhymuliadi36

Kamis, 19 Mei 2016

CINTA DALAM DIAM


      Dewasa ini, cinta seakan telah mendarah daging bagi setiap insan. Terlebih bagi mereka-mereka yang tengah merasakan gelombang dan gejolak asmara. Namun pemaknaan akan cinta tersebut bagai kata "Kacang yang lupa pada kulitnya", mengapa demikian???

Karena cinta lah engkau ada.
Cinta akan senantiasa membuatmu hidup,
 memberikan segala kenikmatan hidup.
Dan, karena cinta lah...
Engkau bersabat dengan kesenangan,
kebebasan, keindahan, dll.
Yang kemudian engakau melupakan cinta. 

       Mungkinkah kita mencintai cinta oleh cinta dengan cinta karena cinta???
 Coba kita lihat, makna cinta dalam pandangan Islam....

      Jika muslimah jatuh cinta, ia memendamnya dalam diam, malu dengan hijabnya, terlebih ia malu dengan Rabbnya. Jika jatuh cinta, ia berusaha untuk menghapus rasanya, tetaplah Allah satu dalam hatinya.

       Jika ia jatuh cinta, dipendamnya dalam hati yang terdalam, orang lain tak dibiarkan tahu, apalagi si dia yang dituju. Cinta tak akan ia biarkan bersemi, semakin mengingat si dia, semakin sering menyebut asma Allah. Semakin sering berharap akan kehadirannya, semakin keras ia berusaha melupakan. Muslimah tak akan biarkan rindu itu bergelora, justru kekhawatirannya semakin muncul, ia takut Allah murka padanya. Ia hindari pertemuan, ia menghindari interaksi, menjaga suaranya, menahan pandangannya, mesti hatinya bergetar hebat.

       Saat kita merasa dialah orang yang tepat, bukan hanya karena fisiknya, tapi karena keimanan, bawalah namanya dalam doa kita. Saat ia jatuh cinta, ia jatuh pada orang yang benar, yang nantinya akan membimbingnya, tidak karena cinta ia merendahkan dirinya.

       Muslimah, muliakanlah dirimu, akan datang disaat yang tepat, berdoalah dia orang yang tepat, semoga waktunya semakin dekat. Orang yang kita cintai dalam diam, belumlah halal, dan belum tentu akan halal. Bersabarlah, janji Allah sudah ada pendamping untuk kita. Mungkin dia, mungkin juga bukan dia, janganlah terikat dengan sesuatu yang masih mungkin. Jangan habiskan waktumu untuk cinta manusia, kejarlah Allah, maka kebaikan-kebaikan akan datang kepada kita.

       Jika kita mencintai Allah, maka rasa cinta terhadap apapun akan sirna. Itulah cinta sejati, cinta di jalan yang benar. Jangan takut, jika ia adalah yang terbaik, Allah akan dekatkan, jika bukan yang terbaik, Allah akan selesaikan dengan caranya.

       Pria, jika kau belum mampu menikahinya, jangan kau nodai kesucian cinta. Menjadikan cinta yang awalnya indah, menjadi akhir yang penuh masalah. Pria, janganlah kau janjikan waktu pernikahan, jika masih setahun lagi, masih tiga tahun lagi. Janjimu sebelum menjadi suami seringnya palsu. Saat kau merasa mampu, datangi dan lamar dia. Cukuplah sebulan siapkan proses pernikahan.

       Cinta dalam islam adalah tanggung jawab. Bukan sekedar pertemuan dan kata-kata indah, tapi yang mengikat kalian dalam pernikahan. “Barang siapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga.” (Umar bin Khattab ra.). Saat kita dilahirkan, kita bagai kapas putih, yang membuatnya semakin menghitam adalah perilaku kita sendiri.

       Mari kita teladani Ali. Ia menjaga cintanya untuk Fatimah, hingga Allah menyatukan mereka dalam pernikahan. Ali sangat menjaga kata-katanya, ekspresinya, sikapnya, bahkan setan tidak tahu urusan cinta dalam hati mereka. Ali belum siap, maka ia belum melamar Fatimah. Saat Abu Bakar dan Umar melamar Fatimah, hatinya bagai tercabik. Ternyata lamaran Abu Bakar dan Umar ditolak. Ali memberanikan diri maju melamar Fatimah. Meminta Fatimah menunggu tiga tahun lagi? Itu memalukan. Meminta Fatimah menunggu hingga ia siap? Ia merasa sudah dewasa. Jantan!!

       “Engkau pemuda sejati wahai Ali. Pemuda yang siap bertanggung jawab atas cintanya. Ahlan wa sahlan.” Begitu kata Nabi dengan senyumnya. Dengan keberaniannya Ali menikahi Fatimah, tanpa janji-janji, tanpa nanti. Inilah cinta yang bertanggung jawab. Fatimah berkata kepada Ali :”Maafkan aku, sebelum menikah aku pernah mencintai seseorang..” Ali bertanya, “Lalu kenapa kamu mau menikah denganku? Siapa pemuda itu?” Fatimah menjawab, “Pemuda itu adalah … Kamu.”
Ya Allah… Hadiahkanlah kepadaku seseorang seperti Ali, dan jadikanlah aku Fatimahnya.. Allahumma Aamiin… ^_^

http://seputar-islam00.blogspot.co.id/2013/02/cinta-dalam-diam.html.#sthash.5JoJRBTJ.dpuf

Makassar, 19 Mei 2016
Adhymuliadi36

Jika muslimah jatuh cinta, ia memendamnya dalam diam, malu dengan hijabnya, terlebih ia malu dengan Rabbnya. Jika jatuh cinta, ia berusaha untuk menghapus rasanya, tetaplah Allah satu dalam hatinya.

Jika ia jatuh cinta, dipendamnya dalam hati yang terdalam, orang lain tak dibiarkan tahu, apalagi si dia yang dituju. Cinta tak akan ia biarkan bersemi, semakin mengingat si dia, semakin sering menyebut asma Allah. Semakin sering berharap akan kehadirannya, semakin keras ia berusaha melupakan. Muslimah tak akan biarkan rindu itu bergelora, justru kekhawatirannya semakin muncul, ia takut Allah murka padanya. Ia hindari pertemuan, ia menghindari interaksi, menjaga suaranya, menahan pandangannya, mesti hatinya bergetar hebat.

Saat kita merasa dial ah orang yang tepat, bukan hanya karena fisiknya, tapi karena keimanan, bawalah namanya dalam doa kita. Saat ia jatuh cinta, ia jatuh pada orang yang benar, yang nantinya akan membimbingnya, tidak karena cinta ia merendahkan dirinya.

Muslimah, muliakanlah dirimu, akan datang disaat yang tepat, berdoalah dia orang yang tepat, semoga waktunya semakin dekat. Orang yang kita cintai dalam diam, belumlah halal, dan belum tentu akan halal. Bersabarlah, janji Allah sudah ada pendamping untuk kita. Mungkin dia, mungkin juga bukan dia, janganlah terikat dengan sesuatu yang masih mungkin. Jangan habiskan waktumu untuk cinta manusia, kejarlah Allah, maka kebaikan-kebaikan akan datang kepada kita.

Jika kita mencintai Allah, maka rasa cinta terhadap apapun akan sirna. Itulah cinta sejati, cinta di jalan yang benar. Jangan takut, jika ia adalah yang terbaik, Allah akan dekatkan, jika bukan yang terbaik, Allah akan selesaikan dengan caranya.

Pria, jika kau belum mampu menikahinya, jangan kau nodai kesucian cinta. Menjadikan cinta yang awalnya indah, menjadi akhir yang penuh masalah. Pria, janganlah kau janjikan waktu pernikahan, jika masih setahun lagi, masih tiga tahun lagi. Janjimu sebelum menjadi suami seringnya palsu. Saat kau merasa mampu, datangi dan lamar dia. Cukuplah sebulan siapkan proses pernikahan.

Cinta dalam islam adalah tanggung jawab. Bukan sekedar pertemuan dan kata-kata indah, tapi yang mengikat kalian dalam pernikahan. “Barang siapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga.” (Umar bin Khattab ra.). Saat kita dilahirkan, kita bagai kapas putih, yang membuatnya semakin menghitam adalah perilaku kita sendiri.

Mari kita teladani Ali. Ia menjaga cintanya untuk Fatimah, hingga Allah menyatukan mereka dalam pernikahan. Ali sangat menjaga kata-katanya, ekspresinya, sikapnya, bahkan setan tidak tahu urusan cinta dalam hati mereka. Ali belum siap, maka ia belum melamar Fatimah. Saat Abu Bakar dan Umar melamar Fatimah, hatinya bagai tercabik. Ternyata lamaran Abu Bakar dan Umar ditolak. Ali memberanikan diri maju melamar Fatimah. Meminta Fatimah menunggu tiga tahun lagi? Itu memalukan. Meminta Fatimah menunggu hingga ia siap? Ia merasa sudah dewasa. Jantan!!

“Engkau pemuda sejati wahai Ali. Pemuda yang siap bertanggung jawab atas cintanya. Ahlan wa sahlan.” Begitu kata Nabi dengan senyumnya. Dengan keberaniannya Ali menikahi Fatimah, tanpa janji-janji, tanpa nanti. Inilah cinta yang bertanggung jawab. Fatimah berkata kepada Ali :”Maafkan aku, sebelum menikah aku pernah mencintai seseorang..” Ali bertanya, “Lalu kenapa kamu mau menikah denganku? Siapa pemuda itu?” Fatimah menjawab, “Pemuda itu adalah … Kamu.”

Ya Allah… Hadiahkanlah kepadaku seseorang seperti Ali, dan jadikanlah aku Fatimahnya.. Allahumma Aamiin… ^_^
- See more at: http://seputar-islam00.blogspot.co.id/2013/02/cinta-dalam-diam.html#sthash.5JoJRBTJ.dpuf
Jika muslimah jatuh cinta, ia memendamnya dalam diam, malu dengan hijabnya, terlebih ia malu dengan Rabbnya. Jika jatuh cinta, ia berusaha untuk menghapus rasanya, tetaplah Allah satu dalam hatinya.

Jika ia jatuh cinta, dipendamnya dalam hati yang terdalam, orang lain tak dibiarkan tahu, apalagi si dia yang dituju. Cinta tak akan ia biarkan bersemi, semakin mengingat si dia, semakin sering menyebut asma Allah. Semakin sering berharap akan kehadirannya, semakin keras ia berusaha melupakan. Muslimah tak akan biarkan rindu itu bergelora, justru kekhawatirannya semakin muncul, ia takut Allah murka padanya. Ia hindari pertemuan, ia menghindari interaksi, menjaga suaranya, menahan pandangannya, mesti hatinya bergetar hebat.

Saat kita merasa dial ah orang yang tepat, bukan hanya karena fisiknya, tapi karena keimanan, bawalah namanya dalam doa kita. Saat ia jatuh cinta, ia jatuh pada orang yang benar, yang nantinya akan membimbingnya, tidak karena cinta ia merendahkan dirinya.

Muslimah, muliakanlah dirimu, akan datang disaat yang tepat, berdoalah dia orang yang tepat, semoga waktunya semakin dekat. Orang yang kita cintai dalam diam, belumlah halal, dan belum tentu akan halal. Bersabarlah, janji Allah sudah ada pendamping untuk kita. Mungkin dia, mungkin juga bukan dia, janganlah terikat dengan sesuatu yang masih mungkin. Jangan habiskan waktumu untuk cinta manusia, kejarlah Allah, maka kebaikan-kebaikan akan datang kepada kita.

Jika kita mencintai Allah, maka rasa cinta terhadap apapun akan sirna. Itulah cinta sejati, cinta di jalan yang benar. Jangan takut, jika ia adalah yang terbaik, Allah akan dekatkan, jika bukan yang terbaik, Allah akan selesaikan dengan caranya.

Pria, jika kau belum mampu menikahinya, jangan kau nodai kesucian cinta. Menjadikan cinta yang awalnya indah, menjadi akhir yang penuh masalah. Pria, janganlah kau janjikan waktu pernikahan, jika masih setahun lagi, masih tiga tahun lagi. Janjimu sebelum menjadi suami seringnya palsu. Saat kau merasa mampu, datangi dan lamar dia. Cukuplah sebulan siapkan proses pernikahan.

Cinta dalam islam adalah tanggung jawab. Bukan sekedar pertemuan dan kata-kata indah, tapi yang mengikat kalian dalam pernikahan. “Barang siapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga.” (Umar bin Khattab ra.). Saat kita dilahirkan, kita bagai kapas putih, yang membuatnya semakin menghitam adalah perilaku kita sendiri.

Mari kita teladani Ali. Ia menjaga cintanya untuk Fatimah, hingga Allah menyatukan mereka dalam pernikahan. Ali sangat menjaga kata-katanya, ekspresinya, sikapnya, bahkan setan tidak tahu urusan cinta dalam hati mereka. Ali belum siap, maka ia belum melamar Fatimah. Saat Abu Bakar dan Umar melamar Fatimah, hatinya bagai tercabik. Ternyata lamaran Abu Bakar dan Umar ditolak. Ali memberanikan diri maju melamar Fatimah. Meminta Fatimah menunggu tiga tahun lagi? Itu memalukan. Meminta Fatimah menunggu hingga ia siap? Ia merasa sudah dewasa. Jantan!!

“Engkau pemuda sejati wahai Ali. Pemuda yang siap bertanggung jawab atas cintanya. Ahlan wa sahlan.” Begitu kata Nabi dengan senyumnya. Dengan keberaniannya Ali menikahi Fatimah, tanpa janji-janji, tanpa nanti. Inilah cinta yang bertanggung jawab. Fatimah berkata kepada Ali :”Maafkan aku, sebelum menikah aku pernah mencintai seseorang..” Ali bertanya, “Lalu kenapa kamu mau menikah denganku? Siapa pemuda itu?” Fatimah menjawab, “Pemuda itu adalah … Kamu.”

Ya Allah… Hadiahkanlah kepadaku seseorang seperti Ali, dan jadikanlah aku Fatimahnya.. Allahumma Aamiin… ^_^
- See more at: http://seputar-islam00.blogspot.co.id/2013/02/cinta-dalam-diam.html#sthash.5JoJRBTJ.dpuf
Jika muslimah jatuh cinta, ia memendamnya dalam diam, malu dengan hijabnya, terlebih ia malu dengan Rabbnya. Jika jatuh cinta, ia berusaha untuk menghapus rasanya, tetaplah Allah satu dalam hatinya.

Jika ia jatuh cinta, dipendamnya dalam hati yang terdalam, orang lain tak dibiarkan tahu, apalagi si dia yang dituju. Cinta tak akan ia biarkan bersemi, semakin mengingat si dia, semakin sering menyebut asma Allah. Semakin sering berharap akan kehadirannya, semakin keras ia berusaha melupakan. Muslimah tak akan biarkan rindu itu bergelora, justru kekhawatirannya semakin muncul, ia takut Allah murka padanya. Ia hindari pertemuan, ia menghindari interaksi, menjaga suaranya, menahan pandangannya, mesti hatinya bergetar hebat.

Saat kita merasa dial ah orang yang tepat, bukan hanya karena fisiknya, tapi karena keimanan, bawalah namanya dalam doa kita. Saat ia jatuh cinta, ia jatuh pada orang yang benar, yang nantinya akan membimbingnya, tidak karena cinta ia merendahkan dirinya.

Muslimah, muliakanlah dirimu, akan datang disaat yang tepat, berdoalah dia orang yang tepat, semoga waktunya semakin dekat. Orang yang kita cintai dalam diam, belumlah halal, dan belum tentu akan halal. Bersabarlah, janji Allah sudah ada pendamping untuk kita. Mungkin dia, mungkin juga bukan dia, janganlah terikat dengan sesuatu yang masih mungkin. Jangan habiskan waktumu untuk cinta manusia, kejarlah Allah, maka kebaikan-kebaikan akan datang kepada kita.

Jika kita mencintai Allah, maka rasa cinta terhadap apapun akan sirna. Itulah cinta sejati, cinta di jalan yang benar. Jangan takut, jika ia adalah yang terbaik, Allah akan dekatkan, jika bukan yang terbaik, Allah akan selesaikan dengan caranya.

Pria, jika kau belum mampu menikahinya, jangan kau nodai kesucian cinta. Menjadikan cinta yang awalnya indah, menjadi akhir yang penuh masalah. Pria, janganlah kau janjikan waktu pernikahan, jika masih setahun lagi, masih tiga tahun lagi. Janjimu sebelum menjadi suami seringnya palsu. Saat kau merasa mampu, datangi dan lamar dia. Cukuplah sebulan siapkan proses pernikahan.

Cinta dalam islam adalah tanggung jawab. Bukan sekedar pertemuan dan kata-kata indah, tapi yang mengikat kalian dalam pernikahan. “Barang siapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga.” (Umar bin Khattab ra.). Saat kita dilahirkan, kita bagai kapas putih, yang membuatnya semakin menghitam adalah perilaku kita sendiri.

Mari kita teladani Ali. Ia menjaga cintanya untuk Fatimah, hingga Allah menyatukan mereka dalam pernikahan. Ali sangat menjaga kata-katanya, ekspresinya, sikapnya, bahkan setan tidak tahu urusan cinta dalam hati mereka. Ali belum siap, maka ia belum melamar Fatimah. Saat Abu Bakar dan Umar melamar Fatimah, hatinya bagai tercabik. Ternyata lamaran Abu Bakar dan Umar ditolak. Ali memberanikan diri maju melamar Fatimah. Meminta Fatimah menunggu tiga tahun lagi? Itu memalukan. Meminta Fatimah menunggu hingga ia siap? Ia merasa sudah dewasa. Jantan!!

“Engkau pemuda sejati wahai Ali. Pemuda yang siap bertanggung jawab atas cintanya. Ahlan wa sahlan.” Begitu kata Nabi dengan senyumnya. Dengan keberaniannya Ali menikahi Fatimah, tanpa janji-janji, tanpa nanti. Inilah cinta yang bertanggung jawab. Fatimah berkata kepada Ali :”Maafkan aku, sebelum menikah aku pernah mencintai seseorang..” Ali bertanya, “Lalu kenapa kamu mau menikah denganku? Siapa pemuda itu?” Fatimah menjawab, “Pemuda itu adalah … Kamu.”

Ya Allah… Hadiahkanlah kepadaku seseorang seperti Ali, dan jadikanlah aku Fatimahnya.. Allahumma Aamiin… ^_^
- See more at: http://seputar-islam00.blogspot.co.id/2013/02/cinta-dalam-diam.html#sthash.5JoJRBTJ.dpuf

CINTA DAN KEBAHAGIAAN

Untuk kamu, Yang sempat hadir.

       Apa kabar? Sudah lama kita tak jumpa. Jangankan berjumpa, saling sapa pun sudah tidak. Aku maklumi itu semua. Aku menghargai kehidupanmu, dan kau? entahlah masih peduli dengan hidupku atau tidak.

      Mungkin kamu akan bertanya, kenapa aku menulis ini semua? Jika kau mengira, karena aku ingin mencuri perhatianmu tentu tidak. Untuk apa. Lalu jika kau mengira, aku ingin mendramatisir keadaan itupun tidak. Sama sekali tidak.

      Aku menulis semua ini hanya karena rindu. Tak pernahkah kau merasakannya juga? Aku harap kau sempat merindukanku walau hanya semalam. Setidaknya kau mengingat bagaimana aku tertawa lalu menangis. Setidaknya kau mengingat bagaimana susahnya berusaha dan mudahnya menyerah.

      Cinta kita hanyalah cinta monyet. Cinta yang tumbuh dibawah atap sekolah. Cinta yang terus tumbuh hanya karena memandang dari jauh. Cinta yang terus tumbuh ketika kita bertukar sapa dan senyum. Cinta yang terus tumbuh karena pipiku merona setiap kali mendengar namamu. Manis. Aku masih bisa merasakannya walaupun hanya sedikit mengingatnya.

      Aku masih ingat betapa lucunya saat pertama kali aku melihatmu. Kita terlihat canggung. Lalu saling tersenyum sesudahnya.

      Aku juga masih ingat betapa indahnya hujan kala itu. kau terus melajukan motor dengan cepat agar aku tidak lama terkena hujan. Aku hanya bisa bersembunyi sambil mengeratkan pelukan dibalik punggungmu. Kau tidak tahu, seberapa banyak aku tersenyum saat itu.

      Aku tidak peduli, apakah aku cinta pertamamu atau bukan. Aku menyimpan memori dalam hidupmu atau tidak. Yang aku tahu aku merasakannya. Cukup aku.

Kau juga bukan kekasih pertamaku atau kedua. Tapi percayalah. Kau membuatku mengenal banyak hal untuk pertama kalinya. Kau membuat aku belajar untuk pertama kalinya.

      Kau orang pertama yang membuatku merasa berharga dan merasa dihargai. Kau membuat aku merasa bahwa aku adalah seseorang yang patut diperjuangkan. Bukan orang yang selalu menunggu, menanti bahkan meminta.

Untuk kamu, yang sempat hadir.

      Maaf aku sempat membuatmu muak. Dengan sikapku yang kekanak-kanakan. Yang sering mengeluh, yang sering berdrama dengan segala masalah. Kau selalu mengingatkanku. Dan lagi, aku terlambat menyadarinya. Aku tau aku salah, tapi siapa yang peduli saat itu. Yang aku tau hanya, cinta itu menyakitkan ketika kamu pergi. Itu saja. Bodoh? Iya. Sangat bodoh. Kadang aku pun hanya tertawa bila mengingatnya. Perjalanan kita amat sangat lucu ternyata.

      Aku ingat, kita memulai dengan cara yang salah. Entah aku, atau kamu. Tapi aku tak ingin menyalahkan siapapun, karena untuk masalah perasaan semua orang akan merasa benar. Meskipun penuh kebohongan dan ketidakpedulian. Cukup aku saja yang tau maksud semuanya.

      Perjalanan memang kadang membuat aku terbang lalu jatuh. Dan terimakasih, kamu telah menjadi perjalananku. Hidup kadang terasa manis seperti gulali yang aku beli di taman hiburan, tapi ada masanya terasa pahit sama seperti aku yg tidak sengaja menyesap ampas kopi. Dan kamu telah menjadi keduanya di saat yang bersamaan. Sekali lagi, terimakasih. Untuk pernah hadir lalu pergi. Dan untuk sempat memulai lalu mengakhiri.

Untuk kamu, yang sempat hadir.

      Aku tadi bilang bahwa aku merindukanmu, tapi setelah aku menulis ini semua aku tak lagi merasakannya. Aku sedang tersenyum, percayalah. Aku bahagia. Tak perlu aku yang merindukanmu lagi. Tugasku sudah cukup. Tugasku kini pergi lalu menghilang. Untuk tak saling mengenal akan lebih baik, mungkin? Hahaha aku hanya bercanda. Aku tidak kekanak kanakan lagi. Aku hanya berharap aku dan kamu baik baik saja. Kita bahagia bersama, di jalan yang berbeda.

Dan harapan terakhirku adalah suatu saat aku dapat bertemu kamu, dengan senyuman. Tak ada lagi kecanggungan. Lalu berbincang. Dan aku akan mengenalkan seseorang padamu. Dan sebaliknya.

      Iya, seseorang yang aku kenalkan adalah orang yang membuat aku tersenyum setelah kamu membuat aku menangis. Dan kamu, mengenalkan seseorang yang kamu ajak tersenyum ketika aku sedang menangis.

Untuk kamu. Yang sempat hadir.
Aku merasa cukup. Dan aku pergi.

                                  Makassar, 18/05/2016
                                             Adhymuliadi36

Rabu, 18 Mei 2016

CINTA DAN PERSAHABATAN

    

       Mampukah kita membayangkan persahabatan tanpa cinta ?
Persahabatan dan cinta adalah teman terbaik. Karena dimana ada cinta, persahabatan selalu ada di sampingnya. Dan dimana persahabatan berada, cinta selalu tersenyum ceria dan tidak pernah meninggalkan persahabatan.

       Cinta dan persahabatan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.  Cinta dan persahabatan bagai jarum dan benang yang jika salah satu di antara keduanya tidak ada, maka jarum dan benang pun tak akan ada artinya. 

Dimana jarum merajuk dua bagian menjadi satu,
yang kemudian benang lah sebagai pengikat diantara keduanya.
Benang tanpa jarum, bagai hidup tanpa arah dan tujuaan.
Jaru tanpa benang, bagai duri di tengah kehidupan.

Cinta dan persahabatan adalah dua makna kehidupan yang jika dipahami dan dimakanai, maka akan menjadi dua sisi kehidupan yang penuh dengan safe and care.
Alkisah
      Pada suatu hari persahabatan mulai berpikir bahwa cinta telah membuat dirinya tidak mendapat perhatian lagi karena Persahabatan mengganggap Pinta lebih menarik dari pada dirinya.
Hmm…"seandainya tidak ada Cinta mungkin aku lebih terkenal, dan lebih banyak orang memberi perhatian kepadaku" begitu pikir Persahabatan. Sejak hari itu persahabatan mulai menjauhi dan memusuhi Cinta. Ketika Cinta mulai bermain bersama Persahabatan, selalu seperti akan menjauhi Cinta. Ketika Cinta bertanya kenapa Persahabatan menjauhi dirinya, Persahabatan hanya memalingkan wajah dan menghindar meninggalkan Cinta.

      Kesedihan pun menghampiri Cinta dan Cinta tidak sanggup menahan air matanya lalu menangis tersedu-sedu. Kesedihan hanya termangu memandang Cinta yang kehilangan teman baiknya.
Beberapa hari tanpa Cinta, Persahabatan mulai bergaul dengan Kecewa, Putus asa, Kemarahan dan Kebencian. Persahabatan mulai kehilangan sifat manisnya, dan orang-orang mulai tidak menyukai Persahabatan karena perubahan sikapnya tersebut.

      Persahabatan mulai dijauhi dan tidak disukai lagi. Walaupun Persahabatan cantik, tetapi sifatnya mulai memuakkan. Seakan telah banyak hal yang hilang dari dirinya, perlahan Persahabatan pun mulai menyadari dirinya bahwa tidak lagi di sukai, lantaran banyak orang yang menjauhi dirinya. Persahabatan mulai menyesali keadaannya, meratapi nasib yang telah menimpanya saat ini.

Persahabatan pun mulai kehilangan arah karena kesalahan yang telah ia perbuat dengan Cinta. Yang telah mengabaikan Cinta karena Kemarahan, Kecewa, Putus asa dan Kebencian. Dan saat itulah Kesedihan melihat Persahabatan, lalu menyampaikan kepada Cinta bahwa Persahabatan dalam kedukaan.

      Dengan segera Cinta berlari dan menghampiri Persahabatan. Saat Persahabatan melihat Cinta menghampiri dirinya, dengan air mata yg berlinang Persahabatan pun meluapkan seribu penyesalannya meninggalkan Cinta. Akhirnya, Persahabatan dan Cinta kembali menjadi teman baik, Persahabatan kembali menjadi pribadi yang menyenangkan dan Cinta pun kembali tersenyum ceria. Semua orang akhirnya melihat kedua teman baik itu sebagai berkat dan anugrah dalam kehidupan.

Moral,
Mampukah persahabatan tanpa cinta?
Mampukah cinta tanpa persahabatan??

       Sering kali kita temui banyak orang memisahkan persahabatan dan cinta karena mereka berpikir “kalau persahabatan sudah diselami dengan cinta, pasti akan menjadi sulit.” Terutama bagi mereka yg menjalin persahabatan antara lelaki dan wanita. Persahabatan merupakan bentuk hubungan yg indah antara manusia, di mana cinta hadir untuk memberikan senyumnya dan mewarnai persahabatan. Tanpa cinta, persahabatan mungkin akan di isi dengan kecewa,benci, marah, egois dan berbagai hal yg membuat persahabatan tidak lagi indah.

       Berhentilah membuat batas antara cinta dan persahabatan, biarkanlah mereka tetap menjadi teman baik, yang harus di luruskan adalah cinta bukanlah perusak persahabatan. karena cinta memperindah persahabatan kita. Sering kali cinta cuma dijadikan kambing hitam sebagai perusak sebuah persahabatan. Salah besar!! seharusnya dengan adanya cinta, persahabatan akan semakin menyenangkan.

Karena,,,
Cinta adalah senyum dan keceriaan
dan Persahabatan adalah
Kebahagiaan dan Kebersamaan 

      Teman-teman yang sedang mengalami goncangan dalam persahabatan, jangan salahkan cinta! tetapi cobalah perbaiki persahabatanmu dengan cinta, karena cinta akan menutupi segala kesalahan, mengampuni dengan mudah dan membuat sesuatu yg tidak mungkin menjadi mungkin.

      Teman-teman yg belum mengerti arti persahabatan, cobalah memulai sebuah persahabatan. Karena dengan persahabatan kalian akan semakin dewasa, tidak egois dan belajar untuk mengerti. bahwa segala sesuatu tidak selalu terjadi dengan keinginan kita.

    Teman-teman yang sedang kecewa dengan persahabatan, renungkanlah. Apakah saya sudah menjalani persahabatan dengan benar dan cobalah memahami arti persahabatan buat hidupmu. Keinginan, semangat, pengertian, kematangan, kelemahlembutan dan segala hal yg baik akan kita temui dalam persahabatan.

      Karena cinta dan persahabatan akan senantiasa membawa kita kepada pemaknaan arti kehidupan yang sesungguhnya. Senantiasan menghiasa kehidupan dengan canda tawa, keceriaan, kebahagiaan dan kebersamaan. Proses pendewasaan menuju hudup dan kehidupan yang hakiki.

Akhirul Kalam,,,
Ketika ingin berjalan cepat,
maka berjalanlah dengan sendiri.
Ketika ingin berjalan jauh,
maka berjalanlah dengan bersama-sama.
Makassar, 18-05-2016
adhymuliadi36