PENGARUH
PROFESIONALISME KERJA PEGAWAI TERHADAP EFEKTIVITAS PELAYANAN
PUBLIK
DI KANTOR DISDUKCAPIL
KABUPATEN
BONE
MULIADI 1,
MAPPAMIRING 2, IHYANI MALIK 3
1)
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara
Unismuh Makassar
2)
Dosen Ilmu Administrasi Negara Unismuh Makassar
3)
Dosen Ilmu Administrasi Negara Unismuh
Makassar
ABSTRACT
This study aimed to
determine how the influence of the professionalism employees working to the
effectiveness service in Disdukcapil office of Bone regency. This study adopted
descriptive quantitative research. The population of this study were Disdukcapil
employees and the society it served. The number of samples were 70 people by
using nonprobability sampling techiques for the employees and incidental
sampling technique for the society being served. The results of this study
indicated that the direct
influence of the professionalism employees working on the effectivenees public
service in the Disdukcapil office of Bone regency
Keywords
: effectiveness service, professionalism work
ABSTRAK
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh profesionalisme kerja pegawai
terhadap efektivitas pelayanan di Kantor Disdukcapil Kabupaten Bone. Penelitian
ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Adapun populasi dalam penelitian
ini yaitu pegawai Disdukcapi dan masyarakat yang dilayani. Sampel yang di
gunakan sebanyak 70 orang dengan menggunakan teknik sampling nonprobability
samping untuk pegawai dan teknik sampling insidental untuk masyarakat yang
dilayani. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh
langsung antara profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan
publik di Kantor Disdukcapil Kabupaten Bone.
Kata kunci : efektivitas pelayanan,
perofesionalisme kerja
PENDAHULUAN
Pembangunan di Indonesia dimaksudkan
untuk mewujudkan cita-cita nasional, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pesatnya
pembangunan nasional dalam segala bidang era reformasi ini memerlukan tenaga
kerja yang handal. Artinya tenaga kerja yang dapat meneruskan kesinambungan
pembangunan nasional melalui peningkatan sumber daya manusia yang ada secara
profesional. Profesionalisme membutuhkan tenaga kerja yang berdedikasi tinggi,
moralitas yang baik, loyalitas terjamin dan mempunyai disiplin kerja yang
tinggi.
Pelaksanaan pembangunan mengikutsertakan
pegawai atau aparatur pemerintah bersama rakyat memegang peranan penting yaitu
sebagai pelaksana dalam menjalankan pembangunan dan sebagai penggerak laju
pembangunan disegala bidang. Peranan pegawai atau aparatur negara sangat
dituntut dalam menjalankan tugas dibidang masing-masing untuk lebih ulet,
terampil, cekatan, berdedikasi tinggi dan menuju kepada suatu efisiensi untuk
dapat mencapai tujuan nasional yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang
merata dan berkesinambungan baik materil maupun spiritual.
Pembangunan
dan pengemb-
angan
sumber daya manusia
adalah satu kesatuan
yang tidak bisa
terpisahkan satu sama lain. Dimana pembangunan
dapat terlaksana dengan
baik apabila sumber
daya manusianya memadai,
baik
itu pembangun skala
national maupun regional, begitupun dalam suatu organisasi.
Profesional artinya ahli dalam
bidangnya. Jika seorang manajer mengaku sebagai seorang yang profesional, maka
ia harus menunjukkan bahwa dia ahli dalam bidangnya dan harus menunjukkan
kualitas tinngi dalam pekerjaannya. Berbicara mengenai profesionalisme, maka
itu mencerminkan sikap seseorang terhadap profesinya. Secara sederhana
profesionalisme diartikan sebagai suatu perilaku, cara dan kualitas yang
menjadi ciri suatu profesi. Seseorang dikatakan profesional apabila
pekerjaannya memiliki ciri standar teknis atau etika suatu profesi Oerip dan
Oetomo (2000: 264-265).
Kehidupan suatu
organisasi secara mendasar adalah sangat ditentukan oleh adanya manusia dan
segenap sumber dayanya. Manusialah yang dapat menggerakkan suatu organisasi
dengan menghubungkan segenap tenaga, pikiran, bakat, kreativitas dan berupaya
demi keberlangsungan kehidupan organisasi tersebut. Manusia adalah sumber daya
yang memiliki nilai tertinggi bagi setiap organisasi, karena dapat memberikan
manfaat yang besar sekali bila penggunaan tenaga manusia secara tepat guna.
Sumber daya manusia yang dimiliki
organisasi memiliki berbagai karakteristik, termasuk kemampuan/profesionalitas
kerja, motivasi dan kinerja yang dimilikinya. Ketiga komponen tersebut sangat
berkaitan dan berada dalam diri pegawai yang melaksanakan tugas sehari-hari. Sehingga kemampuan atau sumber daya manusia sangat
penting.
Sebagaimana
yag kita ketahui bahwa profesionalisme merupakan suatu bentuk perilaku, cara dan kualitas yang
menjadi ciri suatu profesi. Seseorang dikatakan profesional apabila
pekerjaannya memiliki ciri standar teknis atau etika suatu profesi Oerip dan
Oetomo (2000: 264-265).
Oleh karena itu, sumber daya manusia adalah karyawan atau pegawai
yang
terdapat dalam sebuah organisasi yang dimana harus dikelola secara efektif dan efisien
supaya menjadi sebuah organisasi yang efektif dan efisien dalam mencapai
tujuannya. Dan untuk menghasilkan tenaga yang profesional, maka
berbagai hal perlu diperhatikan. Seperti pengelolaan sumber daya
manusia melalui pendidikan dan pelatihan untuk menghasilkan tenaga-tenaga yang
professional.
Sumber daya
manusia yang profesional akan melahirkan sebuah kinerja yang efektif dan
efisien, sehingga memberikan hasil yang maksimal.
Untuk mencapai tingkat profesionalisme kerja aparatur,
maka pengembangan sumber daya manusia sebagai faktor utama dalam
profesionalisme sangat penting dan harus sejalan antara profesionalisme dengan
pengembangan sumber daya manusia. Sebagaimana Harvard (Wibowo, 2012: 436-441) mengata-
kan bahwa untuk mengembangkan sumber daya manusia ia
menganjurka langka dimulai dengan memahami pekerja, baru kemudian mengembangkan
rencana, dan akhirnya menyusun taktik dalam mengembangkan pekerja.
Pelayanan publik merupakan suatu
kewajiban bagi para penyelenggara atau apratur negara yang bergerak di wilayah
pelayanan publik dalam memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Namun,
dalam proses pelaksanaan pelayanan publik pada masyarakat tersebut tidaklah
mudah. Banyak permasalahan serius yang kemudian
muncul dan dihadapi oleh organisasi,misalnya adanya kesalahan manajemen atau
kesalahan operasional, sehingga
organisasi tersebut jadi kurang produktif atau macet sama sekali. Akibatnya pekerjaan
banyak yang terbengkalai sehingga berdampak pada masyarakat.
Menurut
Kotler (Sinambela dkk, 2010:
4) bahwa pelayanan adalah setiap kegiatan yang
menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan kepuasan
meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. Selanjutnya karena pelayanan
adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yg terjadi dalam interaksi langsung
antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik dan menyediakan
kepuasan pelanggan. Sementara dalam kamus bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pelayanan
sebagai suatu hal, cara atau hasil pekerjaan melayani. Sedangkan melayani
adalah menyuguhi (orang) dengan makan atau minuman, menyediakan keperluan
orang, mengiyakan, menerima dan menggunakan.
Dalam mencapai pelayanan publik yang
baik, maka profesionalme kerja pegawai merupakan faktor yang paling urgen.
Dimana, profesionalisme adalah cikal bakal dari tercapainya suatu pelayanan
publik yang baik. Oleh karena itu, profesionalisme sumber daya aparatur harus dikelolah dengan baik. Karena,
semakin tinggi kualitas sumber daya aparatur yang ada, maka semakin baik pula
kinerja atau
tingkat efektivitas pelayanan yang dihasilkan, terutama dalam
hal pelayanan publik.
The Liang Gie (1988: 34) berpendapat “Efektivitas merupakan keadaan
yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang
dikehendaki, maka perbuatan itu dikatakan efektif kalau menimbulkan akibat atau
mencapai maksud sebagaimana yang dikehendaki”. Maksud dari pengertian di atas adalah
efektif atau tidaknya suatu pekerjaan atau usaha suatu organisasi dapat dilihat
dari sasaran dan tujuan yang dicapai.
Kemudian di pertegas oleh “Sondang P. Siagian (1981: 151) berpendapat
bahwa efektivitas terkait penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah
ditetapkan sebelumnya atau dapat dikatakan apakah pelaksanaan sesuatu tercapai
sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya”.
METODE PENELITIAN
Adapun lokasi
penelitian ini
di Kabupaten Bone Kecamatan Tanete
Riattang Barat Kelurahan Macanang jalan Andi Mappanyukki Kantor Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kabupaten Bone. Penelitian ini adalah survei langsung dengan
tipe kuantitatif untuk mengetahui bagaimana hubungan dan pengaruh
profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan publik.
Populasi dalam
penelitian ini adalah pegawai dan masyarakat yang dilayani dengan menggunakan
teknik sampling nonprobability samping untuk pegawai dan sampling insidental
untuk masyarakat yang dilayani. Adapun sampel yang di ambil adalah semua
pegawai dengan jumlah 50 orang dan masyarakat yang dilayani sebanyak 20 orang.
Dari
sampel yang ada sebanyak 70 orang digunakan sebagai rujukan dalam menguji atau
sebagai parameter penelitian dengan menggunakan kuesioner. Yang dimana dari
hasil kuesioner tersebut diolah dan divalidasi lebih lanjut sebagai sebuah
hasil penelitian yang akan digunakan dengan mengguna-
kan sistem SPSS versi 17.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone merupakan tempat di
mana seluruh kegiatan
pencatatan dan pengadministrasian tentang
kependudukan
dilakukan. Dimana semua kegiatan kemasyarakatan, baik berupa data kependudukan,
akta kelahiran, kartu tanda penduduk, kartu keluarga dilakukan di kantor ini.
Namun
sebelum dilakukan pemekaran atau pemisahan, kantor ini masih benama Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Kependudukan (PMK). Tetapi pada tahun 2006
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bone No. 05 Tahun 2006, maka dilakukan
pemekaran menjadi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone.
Kabupaten
Bone sebagai salah satu daerah yang berada di pesisir timur Sulawesi Selatan
memiliki posisi strategis dalam perdagangan barang dan jasa di Kawasan Timur
Indonesia yang secara
administratif terdiri dari 27 kecamatan, 333 desa dan 39 kelurahan. Kabupaten
ini terletak 174 km ke arah timur Kota Makassar, berada pada posisi 4°13'- 5°6' LS dan antara
119°42'-120°30' BT. Luas wilayah Kabupaten Bone 4.559 km² dengan rincian lahan
sebagai berikut: (a) Persawahan:
88.449 Ha, (b) Tegalan/Ladang:
120.524 Ha, (c) Tambak/Empang:
11.148 Ha, (d) Perkebunan
Negara/Swasta: 43.052,97 Ha, (e) Hutan: 145.073 Ha,
(f) Padang rumput dan lainnya: 10.503,48 Ha.
Berdasarkan
hasil sensus penduduk pada tahun 2010 jumlah penduduk
Kabupaten Bone adalah 717.268 jiwa, terdiri atas 341.335 laki‐laki dan 375.933
perempuan. Dengan luas wilayah Kabupaten Bone sekitar 4.559 km2
persegi, rata‐rata
tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Bone adalah 157 jiwa per km2.
Penggambaran
karakteristik 70 responden dengan pembagian yaitu, 50 Pegawai kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone dan 20 orang masyarakat yang
dilayani yang menjadi responden akan dikemukakan antara lain berdasarkan jenis
kelamin, umur/usia, pangkat/golongan dan tingkat pendidikan. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan maka identitas responden dapat diuraikan
sebagai berikut:
Sebagaimana pada hasil penelitian, dari 70 responden yang paling banyak adalah kategori
jenis kelamin perempuan yakni, sebanyak 37 orang (52,86%). Artinya perempuan
lebih dominan daripada laki-laki yang hanya 33 orang (47,14%).
Adapun
rata–rata usia yang menjadi responden pada kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Bone yaitu kategori usia ≥ 30 Tahun dan ≤ 30 dapat dilihat pada
table 2 dibawah ini:
Tabel.1
Jumlah
Responden Berdasarkan Usia
NO
|
Usia
|
Frekuensi
|
Persentase %
|
1
|
≤ 30
|
15
|
21,43 %
|
2
|
≥ 30
|
55
|
78,57 %
|
Jumlah
|
70
|
100 %
|
Sumber : Data kuesioner tahun 2015
Berdasarkan
Tabel.1 diatas dari 70 responden yang paling
banyak adalah kategori usia ≥ 30 Tahun yakni sebanyak 55 orang (78,57%)
artinya, usia ≥ 30 tahun lebih dominan pada kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Bone.
Adapun
raata–rata pangkat/golongan yang menjadi responden pada kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone adalah sebagai berikut.
Tabel.2
Jumlah
Responden Berdasarkan Pangkat/Golongan
NO
|
Pangkat/Golongan
|
Frekuensi
|
Persentase %
|
1
|
Eselon II.B
|
1
|
1,43%
|
2
|
Eselon III.A
|
1
|
1,43%
|
3
|
Eselon III.B
|
4
|
5,71%
|
4
|
Eselon IV
|
15
|
21,43%
|
5
|
Staf
|
13
|
18,57%
|
6
|
Lain-lain
|
20
|
28,57%
|
Jumlah
|
70
|
100 %
|
Sumber : Data kuesioner tahun 2015
Tabel.2 dari 70 responden yang paling banyak dalam kategori
pangkat/golongan tertinggi/Eselon IV yakni sebanyak
15 orang (21,43%). Hal ini dikarenakan jenjang pengabdian/karier di
instansi pemerintahan tersebut, sehingga didominasi oleh jabatan/golongan
eselon IV. Meskipun ada sekitar 20 orang (28,57%)
yang memiliki jumlah persentase tinggi namun tidak termasuk pada
golongan/pangkat tertinggi karena berada pada kategori lain-lain/campuran.
Responden
yang mengenyam pendidikan terakhir S1 yang paling dominan di kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone dibandingkan dengan pendidikan S2
atau yang lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 4 dibawah ini:
Tabel.3
Jumlah
Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
NO
|
Pendidikan
|
Frekuensi
|
Persentase %
|
1
|
S II
|
8
|
11,43%
|
2
|
S I
|
47
|
67,14%
|
3
|
SMA
|
15
|
21,43%
|
Jumlah
|
70
|
100 %
|
Sumber : Data kuesioner tahun 2015
Pada tabel.3 dari 70 responden yang
paling banyak adalah kategori pendidikan S1 yakni sebanyak 47 orang (67,14%),
dominannya status berpendidikan S1 karena tingkat kesadaran untuk mengikuti
jenjang pendidikan yang lebih tinggi masih rendah.
Profesionalisme
kerja sangat penting di dalam sebuah organisasi maupun dalam kegiatan
kerja.Karena profesionalisme kerja sangat menentukan kualitas pelayanan maupun
efektifitas suatu pelayanan yang diberikan, sebagaimana dalam konsep pelayanan
prima.Baik atau tidak suatu pelayanan, begitupun berhasil atau tidaknya suatu
organisasi dapat di liat dari seberapa besar tingkat profesional kerja pegawai
yang berada di dalamnya.
Profesionalisme kerja pegawai sangat ditentukan oleh
kemampuan pegawai yang tercermin melalui perilakunya sehari-hari. Tingkat
kemampuan pegawai yang tinggi akan lebih cepat mengarah pada pencapaian tujuan
organisasi yang telah direncanakan sebelumnya dan begitupun sebaliknya. Dengan
demikian, keberhasilan atas pelayanan yang diberikan tergantung dari seberapa
besar tingkat profesionalisme kerja pegawai, terutama pada kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Bone.
Tabel.4
Akumulasi Frekuensi
Profesionalisme Kerja Pegawai Di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Bone
NO
|
Pernyataan
|
Rata-rata
Skor
|
Rata-rata Persentase
|
|
1
|
IQ atau Pengetahuan
|
3,02
|
43,14 %
|
|
2
|
Inovatif
|
2,8
|
40 %
|
|
3
|
Kreatif
|
2,88
|
41,14 %
|
|
4
|
Equality
|
2,91
|
41,57 %
|
|
5
|
Equity
|
2,87
|
41 %
|
|
6
|
Loyality
|
2,86
|
40,86 %
|
|
7
|
Accountability
|
2,76
|
39,43 %
|
|
Rata-rata skor dan
rata-rata persentase
|
2,87
|
41,02 %
|
||
Sumber : Diolah dari data primer, Maret 2015
Data
pada tabel.4 yang merupakan akumulasi dari ketujuh
penjabaran yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa profesionalisme kerja
pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone jika
dinilai, berada pada kategori kedua atau baik. Hal ini dapat dilihat dari
rata-rata akumulasi yang menunjukkan nilai rata-rata skor dan rata-rata persentase
dengan persentase 2,87 (41,02%). Dapat disimpulkan bahwa pegawai di Kantor
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone telah memiliki tingkat
profesionalitas yang cukup baik.
Hasil diatas menunjukkan bahwa profesionalisme kerja
pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone termasuk
sudah cukup baik. Namun diharapkan profesionalisme kerja pegawai pada Kantor
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone dapat lebih meningkatkan
kualitas pelayanan sehingga tercipta efektivitas pelayanan yang maksimal
melalui penguatan atau peningkatan profesionalitas kerja pegawai yang ada.
Pada hakikatnya, efektivitas merupakan suatu pencapai
atau hasil dari apa yang telah dilakaukan berdasarkan tujuan atau apa yang
telah ditentukan sebelumnya. Efektivitas sangat penting terutama efektivitas
dalam pelayanan karena hal tersebut sudah merupakan kewajiban sebabagaimana pada
visi yang ada. Suatu organisasi dapat dikatana berhasil, ketika semua kegiatan
kerja dalam hal pelayanan yang diberikan efektif dan efisien serta kualitas
atau output yang dihasilkan memberi kepuasan kepada pengguna jasa atau
masyarakat.
Tabel.5
Akumulasi
Frekuensi Efektivitas Pelayanan Publik di Kantor Disdukcapil Kabupaten Bone
No
|
Pernyataan
|
Rata-rata skor
|
Rata-rata
persentase
|
|
1
|
Kesederhanaan
|
3,13
|
78,25 %
|
|
2
|
Kejelasan dan Kepastian
|
3,1
|
77,5 %
|
|
3
|
Ekonomis
|
3,35
|
83,75 %
|
|
4
|
Ketepatan Waktu
|
2,97
|
74,25 %
|
|
Rata-rata skor dan
rata-rata persentase
|
3,14
|
78,44 %
|
Sumber : Diolah dari data primer, Maret 2015
Adapun
data pada tabel.5 merupakan akumulasi dari
keempat penjabaran yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa efektivitas
pelayanan publik jika dinilai berada pada kategori kedua atau baik. Hal ini
dapat dilihat dari rata akumulasi yang menunjukkan nilai rata-rata skor dan
rata-rata persentase 3,14 (78,44%). Dapat
disimpulkan bahwa tingkat efektivitas pelayanan publik sudah baik.
Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Bone diharapkan dapat meningkatkan dengan lebih baik lagi kinerja para pegawai
sehingga efektivitas pelayanan publik dapat tercapai dengan baik. Semakin profesional suatu pelayanan yang diberikan maka semakin efektif pula hasil yang kita dapatkan dan pencapaian tujuan
dari apa yang direncanakan sebelumnya dapat tercapai dengan masksimal.
Pada
penjelasan sebelumnya, maka penulis akan mencoba menganalisis data-data tersebut
secara simultan. Setelah dilakukan pengolahan data keseluruhan variable
independen maka diperoleh data profesionalisme kerja pegawai secara keseluruhan sebagai variable independen dan
efektivitas pelayanan publik variabel dependen. Maka hasilnya, penulis akan dapat melihat besar hubungan antara
variable independen dan dependen.
Analisis
yang ada diketahui bahwa profesionalisme
kerja pegawai sebagai variabel independen ternyata tidak
berpengaruh pada efektivitas pelayanan publik sebagai variable dependen dengan bagian kolom Sig. (2-tailed) di dapat angka
probabilitas sebesar 0,05 yang
berarti bahwa,
adanya profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan publik berkorelasi secara signifikan karena probabilitasnya
lebih besar dari 0,01
Sebagaimana yang telah diuraikan pada rumusan masalah
dan berdasarkan data-data yang telah penulis peroleh dan kumpulkan, akan
dilihat apakah ada pengaruh profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan publik, serta berapa besar pengaruh profesionalisme
kerja pegawai terhadap efektivitas
pelayanan publik. Sebelumnya, terlebih dahulu ditentukan variable independen (X)
dan variable dependen (Y) yaitu :
Variabel Independen (X) adalah : X1 = IQ atau Pengetahuan, X2 = Inovatif, X3 = Kreatif, X4 = Equality, X5 =
Equity, X6 = Loyality, X7 = Accountability
Variabel Dependen (Y) adalah : Y1 = Kesederhanaan, Y2 = Kejelasan dan Kepastian, Y3 = Ekonomis, Y4 = Ketepatan Waktu Variabel Independen (X)
adalah Profesionalisme Kerja Pegawai
Variabel dependen (Y) adalah Efektivitas
Pelayanan Publik
Karena akan diketahui apakah ada pengaruh profesionalisme
kerja pegawai terhadap efektivitas
pelayanan publik, maka akan dilakukan
uji regresi linear. Tetapi karena ada dua pengaruh yang ingin diketahui yaitu
pengaruh variable independen secara parsial terhadap profesionalisme
kerja pegawai dan pengaruh secara simultan variable
independen terhadap efektivitas pelayanan publik. Maka akan dijelaskan pengaruh variable independen secara parsial
terhadap profesionalisme kerja pegawai, kemudian yang kedua yaitu pengaruh variable
independen profesionalisme kerja pegawai secara simultan terhadap pengaruh efektivitas
pelayanan publik.
Dan berdasarkan dari hasil
perhitungan regresi linear sederhana, dengan menggunakan SPSS 17 maka didapatkan
hasil sebagai berikut:
Tabel.6
Hasil Perhitungan Variabel Independen Dan
Dependen Secara Simultan Dengan Menggunakan Uji Korelasi Bivariate Correlations
|
PROFESIONALISME
|
EFEKTIVITAS
|
PROFESIONALISM Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
|
1
11
|
.658*
.028
11
|
EFEKTIVITAS Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
|
.658*
.028
11
|
1
11
|
Ket : Hasil Pengolahan SPSS 17
Pada tabel diatas dapat dilihat pada
perolehan angka probabilitas untuk Profesionalisme Kerja Pegawai terhadap Efektivitas Pelayanan Publik sebesar 0,028 menunjukkan bahwa Efektifitas
Pelayanan Publik berpengaruh terhadap Profesionalisme
Kerja Pegawai
karena nilai signifikannya lebih kecil dari 0,05.
Dari hasil pengamatan penulis dengan melihat hasil
olahan data yang telah di isi oleh responden, secara simultan sangat terlihat
bahwa adanya pengaruh profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan publik, dengan perolehan 0,028 yang menunjukkan bahwa Profesionalisme
Kerja Pegawai variable (X) berpengaruh terhadap EfektivitasPelayanan
Publik (Y).
KESIMPULAN
Setelah
diadakan suatu pembahasan berupa hasil kuesioner dan pengujian regresi linear sederhana serta korelasi mengenai pengaruh profesionalisme
kerja pegawai terhadap efektivitas
pelayanan publik, maka kesimpulan yang
dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :
Pada data
pada tabel.4 yang
merupakan akumulasi dari ketujuh penjabaran yang telah dipaparkan dapat
diketahui bahwa profesionalisme kerja pegawai di Kantor Disdukcapil Kabupaten
Bone jika dinilai, berada pada kategori kedua atau baik. Hal ini dapat dilihat
dari rata-rata akumulasi yang menunjukkan nilai rata-rata skor dan rata-rata
persentase dengan persentase 2,87 (41,02%). Dapat disimpulkan bahwa pegawai di
Kantor Disdukcapil Kabupaten Bone telah memiliki tingkat profesionalitas yang
cukup baik, namun masih perlu lagi ditingkatkan lagi.
Sedangkan data pada tabel.5 merupakan
akumulasi dari keempat penjabaran yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa
efektivitas pelayanan publik jika dinilai berada pada kategori kedua atau baik.
Hal ini dapat dilihat dari rata akumulasi yang menunjukkan nilai rata-rata skor
dan rata-rata persentase 3,14 (78,44%). Dapat
disimpulkan bahwa tingkat efektivitas pelayanan publik sudah baik.
Dan berdasarkan hasil uji regresi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa profesionalisme
kerja pegawai berpengaruh signifikan terhadap efektivitas
pelayanan publik, ini dapat dilihat
pada perolehan angka probabilitas padaa sig.(2-tailed). Untuk efektivitas
sebesar 0,028,
kemudian nilai pearson correlation 0,658 dalan hal ini H1 di terima artinya, ada
pengaruh profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan publik. Berdasarkan hal ini lah maka dapat disimpulkan bahwa
semakin
tinggi tingkat profesionalitas pegawai, maka semakin tinggi pula tingkat
efektivitas pelayanan yang dihasilkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Bungin, Burhan M. 2011.Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Moenir, A.S. 1995. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakatra:
BumiAksara.
Oerip dan Oetomo. 2000, Peran Profesionalisme Kerja Pegawai dalam
Pelayanan Publik. Respisitory.usu.ac.id diakses 2 maret 2015
Sinambela, dkk. 2010. Reformasi Pelayanan Publi., Jakarta:
BumiAksara
Siagian, Sondang P. 1981.
Efektifitas Pelayanan Publik di Kecamatan Maritengngae Kabupaten Sidenreng
Rappang. Respisitory.unhas.ac.id diakses
6 maret 2015
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Republik Indonesia. UU No. 43 Tahun 1999
Perubahanatas UU No. 8 Tahun 1974 Tentang “Pokok-Pokok Kepegawaian” Pasal 31
ayat 1.
Wibowo. 2012. Manajemen Kinerj., Jakarta:
Rajawali Pers.
Wojowisoto. 1980.
Efektifitas Pelayanan Publik di Kecamatan Maritengngae Kabupaten Sidenreng
Rappang. Respisitory.unhas.ac.id
6 Maret 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar