Sosial Politik

Senin, 17 Oktober 2016

JURNAL PROFESIONALISME KERJA



PENGARUH PROFESIONALISME KERJA PEGAWAI TERHADAP EFEKTIVITAS PELAYANAN
PUBLIK DI KANTOR DISDUKCAPIL
KABUPATEN BONE



MULIADI 1, MAPPAMIRING 2, IHYANI MALIK 3

1)      Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Unismuh Makassar
2)      Dosen Ilmu Administrasi Negara Unismuh Makassar
3)      Dosen Ilmu Administrasi Negara Unismuh Makassar

ABSTRACT

This study aimed to determine how the influence of the professionalism employees working to the effectiveness service in Disdukcapil office of Bone regency. This study adopted descriptive quantitative research. The population of this study were Disdukcapil employees and the society it served. The number of samples were 70 people by using nonprobability sampling techiques for the employees and incidental sampling technique for the society being served. The results of this study indicated that the direct influence of the professionalism employees working on the effectivenees public service in the Disdukcapil office of Bone regency

Keywords : effectiveness service, professionalism work

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan di Kantor Disdukcapil Kabupaten Bone. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu pegawai Disdukcapi dan masyarakat yang dilayani. Sampel yang di gunakan sebanyak 70 orang dengan menggunakan teknik sampling nonprobability samping untuk pegawai dan teknik sampling insidental untuk masyarakat yang dilayani. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh langsung antara profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan publik di Kantor Disdukcapil Kabupaten Bone.

Kata kunci : efektivitas pelayanan, perofesionalisme kerja

PENDAHULUAN
Pembangunan di Indonesia dimaksudkan untuk mewujudkan cita-cita nasional, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pesatnya pembangunan nasional dalam segala bidang era reformasi ini memerlukan tenaga kerja yang handal. Artinya tenaga kerja yang dapat meneruskan kesinambungan pembangunan nasional melalui peningkatan sumber daya manusia yang ada secara profesional. Profesionalisme membutuhkan tenaga kerja yang berdedikasi tinggi, moralitas yang baik, loyalitas terjamin dan mempunyai disiplin kerja yang tinggi.
Pelaksanaan pembangunan mengikutsertakan pegawai atau aparatur pemerintah bersama rakyat memegang peranan penting yaitu sebagai pelaksana dalam menjalankan pembangunan dan sebagai penggerak laju pembangunan disegala bidang. Peranan pegawai atau aparatur negara sangat dituntut dalam menjalankan tugas dibidang masing-masing untuk lebih ulet, terampil, cekatan, berdedikasi tinggi dan menuju kepada suatu efisiensi untuk dapat mencapai tujuan nasional yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata dan berkesinambungan baik materil maupun spiritual.
Pembangunan dan pengemb-
angan sumber daya manusia adalah satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan satu sama lain. Dimana pembangunan dapat terlaksana dengan baik apabila sumber daya manusianya memadai, baik itu pembangun skala national maupun regional, begitupun dalam suatu organisasi. Profesional artinya ahli dalam bidangnya. Jika seorang manajer mengaku sebagai seorang yang profesional, maka ia harus menunjukkan bahwa dia ahli dalam bidangnya dan harus menunjukkan kualitas tinngi dalam pekerjaannya. Berbicara mengenai profesionalisme, maka itu mencerminkan sikap seseorang terhadap profesinya. Secara sederhana profesionalisme diartikan sebagai suatu perilaku, cara dan kualitas yang menjadi ciri suatu profesi. Seseorang dikatakan profesional apabila pekerjaannya memiliki ciri standar teknis atau etika suatu profesi Oerip dan Oetomo (2000: 264-265).
Kehidupan suatu organisasi secara mendasar adalah sangat ditentukan oleh adanya manusia dan segenap sumber dayanya. Manusialah yang dapat menggerakkan suatu organisasi dengan menghubungkan segenap tenaga, pikiran, bakat, kreativitas dan berupaya demi keberlangsungan kehidupan organisasi tersebut. Manusia adalah sumber daya yang memiliki nilai tertinggi bagi setiap organisasi, karena dapat memberikan manfaat yang besar sekali bila penggunaan tenaga manusia secara tepat guna.
Sumber daya manusia yang dimiliki organisasi memiliki berbagai karakteristik, termasuk kemampuan/profesionalitas kerja, motivasi dan kinerja yang dimilikinya. Ketiga komponen tersebut sangat berkaitan dan berada dalam diri pegawai yang melaksanakan tugas sehari-hari. Sehingga kemampuan atau sumber daya manusia sangat penting. Sebagaimana yag kita ketahui bahwa profesionalisme merupakan suatu bentuk perilaku, cara dan kualitas yang menjadi ciri suatu profesi. Seseorang dikatakan profesional apabila pekerjaannya memiliki ciri standar teknis atau etika suatu profesi Oerip dan Oetomo (2000: 264-265).
Oleh karena itu, sumber daya manusia adalah karyawan atau pegawai yang terdapat dalam sebuah organisasi yang dimana harus dikelola secara efektif dan efisien supaya menjadi sebuah organisasi yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuannya. Dan untuk menghasilkan tenaga yang profesional, maka berbagai hal perlu diperhatikan. Seperti pengelolaan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan untuk menghasilkan tenaga-tenaga yang professional. Sumber daya manusia yang profesional akan melahirkan sebuah kinerja yang efektif dan efisien, sehingga memberikan hasil yang maksimal.
Untuk mencapai tingkat profesionalisme kerja aparatur, maka pengembangan sumber daya manusia sebagai faktor utama dalam profesionalisme sangat penting dan harus sejalan antara profesionalisme dengan pengembangan sumber daya manusia. Sebagaimana Harvard (Wibowo, 2012: 436-441) mengata-
kan bahwa untuk mengembangkan sumber daya manusia ia menganjurka langka dimulai dengan memahami pekerja, baru kemudian mengembangkan rencana, dan akhirnya menyusun taktik dalam mengembangkan pekerja.
Pelayanan publik merupakan suatu kewajiban bagi para penyelenggara atau apratur negara yang bergerak di wilayah pelayanan publik dalam memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Namun, dalam proses pelaksanaan pelayanan publik pada masyarakat tersebut tidaklah mudah. Banyak permasalahan serius yang kemudian muncul dan dihadapi oleh organisasi,misalnya adanya kesalahan manajemen atau kesalahan operasional, sehingga organisasi tersebut jadi kurang produktif atau macet sama sekali. Akibatnya pekerjaan banyak yang terbengkalai sehingga berdampak pada masyarakat.
Menurut Kotler (Sinambela dkk, 2010: 4) bahwa pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk  secara fisik. Selanjutnya karena pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yg terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan. Sementara dalam kamus bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pelayanan sebagai suatu hal, cara atau hasil pekerjaan melayani. Sedangkan melayani adalah menyuguhi (orang) dengan makan atau minuman, menyediakan keperluan orang, mengiyakan, menerima dan menggunakan.
Dalam mencapai pelayanan publik yang baik, maka profesionalme kerja pegawai merupakan faktor yang paling urgen. Dimana, profesionalisme adalah cikal bakal dari tercapainya suatu pelayanan publik yang baik. Oleh karena itu, profesionalisme sumber daya aparatur harus dikelolah dengan baik. Karena, semakin tinggi kualitas sumber daya aparatur yang ada, maka semakin baik pula kinerja atau tingkat efektivitas pelayanan yang dihasilkan, terutama dalam hal pelayanan publik.
The Liang Gie (1988: 34) berpendapat “Efektivitas merupakan keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki, maka perbuatan itu dikatakan efektif kalau menimbulkan akibat atau mencapai maksud sebagaimana yang dikehendaki. Maksud dari pengertian di atas adalah efektif atau tidaknya suatu pekerjaan atau usaha suatu organisasi dapat dilihat dari sasaran dan tujuan yang dicapai.
Kemudian di pertegas oleh “Sondang P. Siagian (1981: 151) berpendapat bahwa efektivitas terkait penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan sebelumnya atau dapat dikatakan apakah pelaksanaan sesuatu tercapai sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya”.
METODE PENELITIAN
Adapun lokasi penelitian ini
di Kabupaten Bone Kecamatan Tanete Riattang Barat Kelurahan Macanang jalan Andi Mappanyukki Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone. Penelitian ini adalah survei langsung dengan tipe kuantitatif untuk mengetahui bagaimana hubungan dan pengaruh profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan publik.
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai dan masyarakat yang dilayani dengan menggunakan teknik sampling nonprobability samping untuk pegawai dan sampling insidental untuk masyarakat yang dilayani. Adapun sampel yang di ambil adalah semua pegawai dengan jumlah 50 orang dan masyarakat yang dilayani sebanyak 20 orang.
Dari sampel yang ada sebanyak 70 orang digunakan sebagai rujukan dalam menguji atau sebagai parameter penelitian dengan menggunakan kuesioner. Yang dimana dari hasil kuesioner tersebut diolah dan divalidasi lebih lanjut sebagai sebuah hasil penelitian yang akan digunakan dengan mengguna-
kan sistem SPSS versi 17.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone merupakan tempat  di  mana  seluruh  kegiatan  pencatatan  dan   pengadministrasian   tentang
kependudukan dilakukan. Dimana semua kegiatan kemasyarakatan, baik berupa data kependudukan, akta kelahiran, kartu tanda penduduk, kartu keluarga dilakukan di kantor ini.
Namun sebelum dilakukan pemekaran atau pemisahan, kantor ini masih benama Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kependudukan (PMK). Tetapi pada tahun 2006 berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bone No. 05 Tahun 2006, maka dilakukan pemekaran menjadi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone.
Kabupaten Bone sebagai salah satu daerah yang berada di pesisir timur Sulawesi Selatan memiliki posisi strategis dalam perdagangan barang dan jasa di Kawasan Timur Indonesia yang secara administratif terdiri dari 27 kecamatan, 333 desa dan 39 kelurahan. Kabupaten ini terletak 174 km ke arah timur Kota Makassar, berada pada posisi 4°13'- 5°6' LS dan antara 119°42'-120°30' BT. Luas wilayah Kabupaten Bone 4.559 km² dengan rincian lahan sebagai berikut: (a) Persawahan: 88.449 Ha, (b) Tegalan/Ladang: 120.524 Ha, (c) Tambak/Empang: 11.148 Ha, (d) Perkebunan Negara/Swasta: 43.052,97 Ha, (e) Hutan: 145.073 Ha, (f) Padang rumput dan lainnya: 10.503,48 Ha.
Berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Bone adalah 717.268 jiwa, terdiri atas 341.335 lakilaki dan 375.933 perempuan. Dengan luas wilayah Kabupaten Bone sekitar 4.559 km2 persegi, ratarata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Bone adalah 157 jiwa per km2.
Penggambaran karakteristik 70 responden dengan pembagian yaitu, 50 Pegawai kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone dan 20 orang masyarakat yang dilayani yang menjadi responden akan dikemukakan antara lain berdasarkan jenis kelamin, umur/usia, pangkat/golongan dan tingkat pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka identitas responden dapat diuraikan sebagai berikut:
            Sebagaimana pada hasil penelitian, dari 70 responden yang paling banyak adalah kategori jenis kelamin perempuan yakni, sebanyak 37 orang (52,86%). Artinya perempuan lebih dominan daripada laki-laki yang hanya 33 orang (47,14%).
            Adapun rata–rata usia yang menjadi responden pada kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone yaitu kategori usia ≥ 30 Tahun dan 30 dapat dilihat pada table 2 dibawah ini:

Tabel.1
Jumlah Responden Berdasarkan Usia
NO
Usia
Frekuensi
Persentase %
1
30
15
21,43 %
2
30
55
78,57 %
Jumlah
70
100 %
Sumber : Data kuesioner tahun 2015

Berdasarkan Tabel.1 diatas dari 70 responden yang paling banyak adalah kategori usia ≥ 30 Tahun yakni sebanyak 55 orang (78,57%) artinya, usia ≥ 30 tahun lebih dominan pada kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone.
            Adapun raata–rata pangkat/golongan yang menjadi responden pada kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone adalah sebagai berikut.

Tabel.2
Jumlah Responden Berdasarkan Pangkat/Golongan
NO
Pangkat/Golongan
Frekuensi
Persentase %
1
Eselon II.B
1
1,43%
2
Eselon III.A
1
1,43%
3
Eselon III.B
4
5,71%
4
Eselon IV
15
21,43%
5
Staf
13
18,57%
6
Lain-lain
20
28,57%
Jumlah
70
100 %
Sumber : Data kuesioner tahun 2015

Tabel.2 dari 70 responden yang paling banyak dalam kategori pangkat/golongan tertinggi/Eselon IV yakni sebanyak 15 orang (21,43%). Hal ini dikarenakan jenjang pengabdian/karier di instansi pemerintahan tersebut, sehingga didominasi oleh jabatan/golongan eselon IV. Meskipun ada sekitar 20 orang (28,57%) yang memiliki jumlah persentase tinggi namun tidak termasuk pada golongan/pangkat tertinggi karena berada pada kategori lain-lain/campuran.
            Responden yang mengenyam pendidikan terakhir S1 yang paling dominan di kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone dibandingkan dengan pendidikan S2 atau yang lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 4 dibawah ini:

Tabel.3
Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
NO
Pendidikan
Frekuensi
Persentase %
1
S II
8
11,43%
2
S I
47
67,14%
3
SMA
15
21,43%
Jumlah
70
100 %
Sumber : Data kuesioner tahun 2015

Pada tabel.3 dari 70 responden yang paling banyak adalah kategori pendidikan S1 yakni sebanyak 47 orang (67,14%), dominannya status berpendidikan S1 karena tingkat kesadaran untuk mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi masih rendah.
            Profesionalisme kerja sangat penting di dalam sebuah organisasi maupun dalam kegiatan kerja.Karena profesionalisme kerja sangat menentukan kualitas pelayanan maupun efektifitas suatu pelayanan yang diberikan, sebagaimana dalam konsep pelayanan prima.Baik atau tidak suatu pelayanan, begitupun berhasil atau tidaknya suatu organisasi dapat di liat dari seberapa besar tingkat profesional kerja pegawai yang berada di dalamnya.
            Profesionalisme kerja pegawai sangat ditentukan oleh kemampuan pegawai yang tercermin melalui perilakunya sehari-hari. Tingkat kemampuan pegawai yang tinggi akan lebih cepat mengarah pada pencapaian tujuan organisasi yang telah direncanakan sebelumnya dan begitupun sebaliknya. Dengan demikian, keberhasilan atas pelayanan yang diberikan tergantung dari seberapa besar tingkat profesionalisme kerja pegawai, terutama pada kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten  Bone.

Tabel.4
Akumulasi Frekuensi Profesionalisme Kerja Pegawai Di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone
NO
Pernyataan
Rata-rata Skor
Rata-rata Persentase
1
IQ atau Pengetahuan
3,02
43,14 %
2
Inovatif
2,8
40 %
3
Kreatif
2,88
41,14 %
4
Equality
2,91
41,57 %
5
Equity
2,87
41 %
6
Loyality
2,86
40,86 %
7
Accountability
2,76
39,43 %
Rata-rata skor dan rata-rata persentase
2,87
41,02 %





Sumber : Diolah dari data primer, Maret 2015

            Data pada tabel.4 yang merupakan akumulasi dari ketujuh penjabaran yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa profesionalisme kerja pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone jika dinilai, berada pada kategori kedua atau baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata akumulasi yang menunjukkan nilai rata-rata skor dan rata-rata persentase dengan persentase 2,87 (41,02%). Dapat disimpulkan bahwa pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone telah memiliki tingkat profesionalitas yang cukup baik.
            Hasil diatas menunjukkan bahwa profesionalisme kerja pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone termasuk sudah cukup baik. Namun diharapkan profesionalisme kerja pegawai pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan sehingga tercipta efektivitas pelayanan yang maksimal melalui penguatan atau peningkatan profesionalitas kerja pegawai yang ada.
            Pada hakikatnya, efektivitas merupakan suatu pencapai atau hasil dari apa yang telah dilakaukan berdasarkan tujuan atau apa yang telah ditentukan sebelumnya. Efektivitas sangat penting terutama efektivitas dalam pelayanan karena hal tersebut sudah merupakan kewajiban sebabagaimana pada visi yang ada. Suatu organisasi dapat dikatana berhasil, ketika semua kegiatan kerja dalam hal pelayanan yang diberikan efektif dan efisien serta kualitas atau output yang dihasilkan memberi kepuasan kepada pengguna jasa atau masyarakat.

Tabel.5
Akumulasi Frekuensi Efektivitas Pelayanan Publik di Kantor Disdukcapil Kabupaten Bone

No

Pernyataan
Rata-rata skor
Rata-rata  persentase

1
Kesederhanaan
3,13
78,25 %
2
Kejelasan dan Kepastian
3,1
77,5 %
3
Ekonomis
3,35
83,75 %
4
Ketepatan Waktu
2,97
74,25 %
Rata-rata skor dan rata-rata persentase
3,14
78,44 %
Sumber : Diolah dari data primer, Maret 2015

            Adapun data pada tabel.5 merupakan akumulasi dari keempat penjabaran yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa efektivitas pelayanan publik jika dinilai berada pada kategori kedua atau baik. Hal ini dapat dilihat dari rata akumulasi yang menunjukkan nilai rata-rata skor dan rata-rata persentase 3,14 (78,44%). Dapat disimpulkan bahwa tingkat efektivitas pelayanan publik sudah baik.
            Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone diharapkan dapat meningkatkan dengan lebih baik lagi kinerja para pegawai sehingga efektivitas pelayanan publik dapat tercapai dengan baik. Semakin profesional suatu pelayanan yang diberikan maka semakin efektif pula hasil yang kita dapatkan dan pencapaian tujuan dari apa yang direncanakan sebelumnya dapat tercapai dengan masksimal.
            Pada penjelasan sebelumnya, maka penulis akan mencoba menganalisis data-data tersebut secara simultan. Setelah dilakukan pengolahan data keseluruhan variable independen maka diperoleh data profesionalisme kerja pegawai secara keseluruhan sebagai variable independen dan efektivitas pelayanan publik variabel dependen. Maka hasilnya, penulis akan dapat melihat besar hubungan antara variable independen dan dependen.
            Analisis yang ada diketahui bahwa profesionalisme kerja pegawai sebagai variabel independen ternyata tidak berpengaruh pada efektivitas pelayanan publik sebagai variable dependen dengan bagian kolom Sig. (2-tailed) di dapat angka probabilitas sebesar 0,05 yang berarti bahwa, adanya profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan publik berkorelasi secara signifikan karena probabilitasnya lebih besar dari 0,01
            Sebagaimana yang telah diuraikan pada rumusan masalah dan berdasarkan data-data yang telah penulis peroleh dan kumpulkan, akan dilihat apakah ada pengaruh profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan publik, serta berapa besar pengaruh profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan publik. Sebelumnya, terlebih dahulu ditentukan variable independen (X) dan variable dependen (Y) yaitu :
Variabel Independen (X) adalah : X1 = IQ atau Pengetahuan, X2 = Inovatif, X3 = Kreatif, X4 = Equality, X5 = Equity, X6 = Loyality, X7 = Accountability
Variabel Dependen (Y) adalah : Y1 = Kesederhanaan, Y2 = Kejelasan dan Kepastian, Y3 = Ekonomis, Y4 = Ketepatan Waktu Variabel Independen (X) adalah Profesionalisme Kerja Pegawai
Variabel dependen (Y) adalah Efektivitas Pelayanan Publik
            Karena akan diketahui apakah ada pengaruh profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan publik, maka akan dilakukan uji regresi linear. Tetapi karena ada dua pengaruh yang ingin diketahui yaitu pengaruh variable independen secara parsial terhadap profesionalisme kerja pegawai dan pengaruh secara simultan variable independen terhadap efektivitas pelayanan publik. Maka akan dijelaskan pengaruh variable independen secara parsial terhadap profesionalisme kerja pegawai, kemudian yang kedua yaitu pengaruh variable independen profesionalisme kerja pegawai secara simultan terhadap pengaruh efektivitas pelayanan publik.
Dan berdasarkan dari hasil perhitungan regresi linear sederhana, dengan menggunakan SPSS 17 maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel.6
Hasil Perhitungan Variabel Independen Dan Dependen Secara Simultan Dengan Menggunakan Uji Korelasi Bivariate Correlations

PROFESIONALISME
EFEKTIVITAS
PROFESIONALISM                         Pearson Correlation
                                                         Sig. (2-tailed)
                                                         N
1

11
.658*
.028
11
EFEKTIVITAS                                  Pearson Correlation
                                                         Sig. (2-tailed)
                                                         N
.658*
.028
11
1

11
Ket : Hasil Pengolahan SPSS 17

Pada tabel diatas dapat dilihat pada perolehan angka probabilitas untuk Profesionalisme Kerja Pegawai terhadap Efektivitas Pelayanan Publik sebesar 0,028 menunjukkan bahwa Efektifitas Pelayanan Publik berpengaruh terhadap Profesionalisme Kerja Pegawai  karena nilai signifikannya lebih kecil dari 0,05.
            Dari hasil pengamatan penulis dengan melihat hasil olahan data yang telah di isi oleh responden, secara simultan sangat terlihat bahwa adanya pengaruh profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan publik, dengan perolehan 0,028 yang menunjukkan bahwa Profesionalisme Kerja Pegawai variable (X) berpengaruh terhadap EfektivitasPelayanan Publik (Y).
KESIMPULAN
            Setelah diadakan suatu pembahasan berupa hasil kuesioner dan pengujian regresi linear sederhana serta korelasi mengenai pengaruh profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan publik, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :
            Pada data pada tabel.4  yang merupakan akumulasi dari ketujuh penjabaran yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa profesionalisme kerja pegawai di Kantor Disdukcapil Kabupaten Bone jika dinilai, berada pada kategori kedua atau baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata akumulasi yang menunjukkan nilai rata-rata skor dan rata-rata persentase dengan persentase 2,87 (41,02%). Dapat disimpulkan bahwa pegawai di Kantor Disdukcapil Kabupaten Bone telah memiliki tingkat profesionalitas yang cukup baik, namun masih perlu lagi ditingkatkan lagi.
            Sedangkan data pada tabel.5 merupakan akumulasi dari keempat penjabaran yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa efektivitas pelayanan publik jika dinilai berada pada kategori kedua atau baik. Hal ini dapat dilihat dari rata akumulasi yang menunjukkan nilai rata-rata skor dan rata-rata persentase 3,14 (78,44%). Dapat disimpulkan bahwa tingkat efektivitas pelayanan publik sudah baik.
            Dan berdasarkan hasil uji regresi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa profesionalisme kerja pegawai berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pelayanan publik, ini dapat dilihat pada perolehan angka probabilitas padaa sig.(2-tailed). Untuk efektivitas sebesar 0,028, kemudian nilai pearson correlation 0,658 dalan hal ini H1 di terima artinya, ada pengaruh profesionalisme kerja pegawai terhadap efektivitas pelayanan publik. Berdasarkan hal ini lah maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat profesionalitas pegawai, maka semakin tinggi pula tingkat efektivitas pelayanan yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan M. 2011.Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Moenir, A.S. 1995. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakatra: BumiAksara.

Oerip dan Oetomo. 2000, Peran Profesionalisme Kerja Pegawai dalam Pelayanan Publik. Respisitory.usu.ac.id diakses 2 maret 2015

Sinambela, dkk. 2010. Reformasi Pelayanan Publi., Jakarta: BumiAksara

Siagian, Sondang P. 1981. Efektifitas Pelayanan Publik di Kecamatan Maritengngae Kabupaten Sidenreng Rappang. Respisitory.unhas.ac.id diakses 6 maret 2015

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Republik Indonesia. UU No. 43 Tahun 1999 Perubahanatas UU No. 8 Tahun 1974 Tentang “Pokok-Pokok Kepegawaian” Pasal 31 ayat 1.

Wibowo. 2012. Manajemen Kinerj., Jakarta: Rajawali Pers.

Wojowisoto. 1980. Efektifitas Pelayanan Publik di Kecamatan Maritengngae Kabupaten Sidenreng Rappang. Respisitory.unhas.ac.id 6 Maret 2015.