Sosial Politik

Rabu, 29 Juni 2016

PEDANG ALLAH YANG TERHUNUS

*KISAH PANGLIMA PERANG YANG DIPECAT KARENA TAK PERNAH BERBUAT KESALAHAN*

      Pada zaman pemerintahan *Khalifah Syaidina Umar bin Khatab*, ada seorang panglima perang yang disegani lawan dan dicintai kawan. Panglima perang yang tak pernah kalah sepanjang karirnya memimpin tentara di medan perang. Baik pada saat beliau masih menjadi panglima Quraish, maupun setelah beliau masuk Islam dan menjadi panglima perang umat muslim. Beliau adalah *Jenderal Khalid bin Walid*.

      Namanya harum dimana-mana. Semua orang memujinya dan mengelu-elukannya. Kemana beliau pergi selalu disambut dengan teriakan, _"Hidup Khalid, hidup Jenderal, hidup Panglima Perang, hidup Pedang Allah yang Terhunus."_ Ya! .. beliau mendapat gelar langsung dari Rasulullah SAW yang menyebutnya sebagai *Pedang Allah yang Terhunus*.

      Dalam suatu peperangan beliau pernah mengalahkan pasukan tentara Byzantium dengan jumlah pasukan 240.000. Padahal pasukan muslim yang dipimpinnya saat itu hanya berjumlah 46.000 orang. Dengan kejeliannya mengatur strategi, pertempuran itu bisa dimenangkannya dengan mudah. Pasukan musuh lari terbirit-birit.

      Itulah *Khalid bin Walid*, beliau bahkan tak gentar sedikitpun menghadapi lawan yang jauh lebih banyak.

      Ada satu kisah menarik dari Khalid bin Walid. Dia memang sangat sempurna di bidangnya; ahli siasat perang, mahir segala senjata, piawai dalam berkuda, dan karismatik di tengah prajuritnya. Dia juga tidak sombong dan lapang dada walaupun dia berada dalam puncak popularitas.

      Pada suatu ketika, di saat beliau sedang berada di garis depan, memimpin peperangan, tiba-tiba datang seorang utusan dari Amirul mukminin, Syaidina Umar bin Khatab, yang mengantarkan sebuah surat. Di dalam surat tersebut tertulis pesan singkat, _"Dengan ini saya nyatakan Jenderal Khalid bin Walid di pecat sebagai panglima perang. Segera menghadap!"_

      Menerima khabar tersebut tentu saja sang jenderal sangat gusar hingga tak bisa tidur. Beliau terus-menerus memikirkan alasan pemecatannya. Kesalahan apa yang telah saya lakukan? Kira-kira begitulah yang berkecamuk di dalam pikiran beliau kala itu.

      Sebagai prajurit yang baik, taat pada atasan, beliaupun segera bersiap menghadap Khalifah Umar Bin Khatab. Sebelum berangkat beliau menyerahkan komando perang kepada penggantinya.

      Sesampai di depan Umar beliau memberikan salam, _"Assalamualaikum ya Amirul mukminin! Langsung saja! Saya menerima surat pemecatan. Apa betul saya di pecat?"_

_"Walaikumsalam warahmatullah! Betul Khalid!"_ Jawab Khalifah.

_"Kalau masalah dipecat itu hak Anda sebagai pemimpin. Tapi, kalau boleh tahu, kesalahan saya apa?"_

_"Kamu tidak punya kesalahan."_

_"Kalau tidak punya kesalahan kenapa saya dipecat? Apa saya tak mampu menjadi panglima?"_

_"Pada zaman ini kamu adalah panglima terbaik."_

_"Lalu kenapa saya dipecat?"_ tanya Jenderal Khalid yang tak bisa menahan rasa penasarannya.

      Dengan tenang Khalifah Umar bin Khatab menjawab, _"Khalid, engkau jenderal terbaik, panglima perang terhebat. Ratusan peperangan telah kau pimpin, dan tak pernah satu kalipun kalah. Setiap hari Masyarakat dan prajurit selalu menyanjungmu. Tak pernah saya mendengar orang menjelek-jelekkan. Tapi, ingat Khalid, kau juga adalah manusia biasa. Terlalu banyak orang yang memuji bukan tidak mungkin akan timbul rasa sombong dalam hatimu. Sedangkan Allah sangat membenci orang yang memiliki rasa sombong''_.

_''Seberat debu rasa sombong di dalam hati maka neraka jahanamlah tempatmu. Karena itu, maafkan aku wahai saudaraku, untuk menjagamu terpaksa saat ini kau saya pecat. Supaya engkau tahu, jangankan di hadapan Allah, di depan Umar saja kau tak bisa berbuat apa-apa!"_

      Mendengar jawaban itu, Jenderal Khalid tertegun, bergetar, dan goyah. Dan dengan segenap kekuatan yang ada beliau langsung mendekap Khalifah Umar.

Sambil menangis beliau berbisik, _"Terima kasih ya Khalifah. Engkau saudaraku!"_

      Bayangkan …. mengucapkan terima kasih setelah dipecat, padahal beliau tak berbuat kesalahan apapun. Adakah pejabat penting saat ini yang mampu berlaku mulia seperti itu? Yang banyak terjadi justru melakukan perlawanan, mempertahankan jabatan mati-matian, mencari dukungan, mencari teman, mencari pembenaran, atau mencari kesalahan orang lain supaya kesalahannya tertutupi.

      Jangankan dipecat dari jabatan yang sangat bergengsi, 'kegagalan' atau keterhambatan dalam perjalanan karir pun seringkali tidak bisa diterima dengan lapang dada. Akhirnya semua disalahkan, sistem disalahkan, orang lain disalahkan, semua digugat.....bahkan hingga yang paling ekstrim.... Tuhan pun digugat..

      Kembali ke Khalid bin Walid, hebatnya lagi, setelah dipecat beliau balik lagi ke medan perang. Tapi, tidak lagi sebagai panglima perang. Beliau bertempur sebagai prajurit biasa, sebagai bawahan, dipimpin oleh mantan bawahannya kemarin.

      Beberapa orang prajurit terheran-heran melihat mantan panglima yang gagah berani tersebut masih mau ikut ambil bagian dalam peperangan. Padahal sudah dipecat. Lalu, ada diantara mereka yang bertanya, _"Ya Jenderal, mengapa Anda masih mau berperang? Padahal Anda sudah dipecat."_

       Dengan tenang Khalid bin Walid menjawab, _"Saya berperang bukan karena jabatan, popularitas, bukan juga karena Khalifah Umar. Saya berperang semata-mata karena mencari keridhaan Allah."_

*****
Sebuah cuplikan kisah yang sangat indah dari seorang Jenderal, panglima perang, *''Pedang Allah yang Terhunus''*.

Mari kita sama-sama hayati dan renungkan dari kisah di atas, serta mengambil pelajaran dari apanya di maksud tersebut.

Semoga kita senantiasa di rhidhoi oleh Allah SWT, selalu berada pada jalan.Nya yang benar, melangkah sesuai aturan dan tuntunannya, berbuat semestinya sebagaimana seruannya dan semoga kita  bisa menjadi atau mencontoh sang Jenderal, Panglima Perang.

29 Juni 2016
Am_36

Rabu, 15 Juni 2016

TERAKHIR

***TERAKHIR***

Pernahkah kamu berharap pada seseorang???
Kamu berharap kebaikannya, kehadirannya, perhatiannya, kasih sayangnya,

Tapi...

Seringkah engkau dikecewakannya, menangis karenanya, disakiti olehnya?

Lalu...

Pantaskah kamu masih berharap padanya???
Ataukah dalam kecewa, dalam tangis dan dalam sakit itu, Adakah kebahagiaan yang kamu dapatkan?
Apakah dengan kecewamu, dia berubah menjadi baik?
Apakah dengan tangismu, dia akan hadir?
Ataukah dengan perasaan sakit hatimu, dia menyayangimu?
Mungkin jawabannya TIDAK

Jadi...

Bukankah ini saatnya untuk kamu pergi, berpaling, menjauh?
Setidaknya pergilah dari rasa kecewa itu. Berpalinglah untuk tetesan airmata itu . Menjauhlah untuk membahagiakan hatimu.

Sulitkah itu bagimu?
Jika “YA”

Pikirkanlah betapa dia tak pernah mengharapkanmu, mempedulikanmu, memikirkanmu.
Tanpa kamu sadari
Kamu telah hanyut dalam harapan, impian dan angan kosongmu
Sedikit kata darinya sudah membuat kamu merasa diperhatikan
Sedikit senyum darinya sudah membuat kamu pikir dia peduli
Sedikit kabar darinya sudah membuat kamu terlena, tak beranjak

Ya...

semua yg sedikit itu saja sudah membuat kamu bahagia
Yg sedikit bahkan semu, sudah membuat kamu bertahan
Untuk apa?
Untuk sesuatu yang KOSONG, tak pernah dia pikirkan, bkn apa-apa untuknya, DIA TIDAK TAHU, TAK AKAN PEDULI
Dan esok, lusa, nanti ataupun detik yang akan datang
Kamu akan kecewa, menagis dan sakit hati lagi.

Tidakkah semua itu CUKUP?

Saatnya kamu melangkah
Mendaki di terjal kehidupan dan mengalir bagai sungai
Jangan bertahan untuk harapan yg tak pernah ada
Jangan menunggu hembus angin yang lalu
Jangan sampai kamu terbangun dalam keadaan remuk.

Selagi kamu bisa berdiri
Selagi airmatamu belum habis
Selagi hatimu belum bernana
Selagi jiwamu masih di kandung badan

Biarlah sakitnya terasa hari ini
Esok luka itu akan mengering
Biarlah dia menjadi bagian kenanganmu
Tapi dia tak lagi menghancurkanmu
Bahkan ketika kamu pergi
Dia tak akan menangisimu
Mungkin dia tak menyadarinya
Karena kamu bukan yang diharapkannya
Kamu bukan yang dipirkannya
Kamu bukanlah apa-apa baginya
Jangan pernah menoleh lagi untuknya
Jika hari ini kamu sadar siapa dia
Besok, tahun depan, sepuluh tahun lagi
Dia akan menjadi orang yang sama
Yang tak pernah mempedulikanmu
Yang hanya memberimu sedikit kata, sedikit senyum
Yang akan menumpahkan air matamu,
Menggoreskan rasa kecewa,
Dan mengguratkan luka dihatimu
Maka.

PERGILAH , PERGILAH
Biarkan hari ini adalah akhir kecewa kamu
Biarkanlah airmata itu menetes sederasnya
Dan biarlah rasa sakit itu menghunjam dalam
Tapi itu yang TERAKHIR untuknya
Itu yang TERAKHIR

Ingat!
Tuhan tidak menciptakan satu orang didunia ini
Bukalah hatimu !!!
Bukalah matamu !!!
Tatap dunia ini,,,
Diluar sana masih banyak yang membutuhkanmu
Cukuplah dirimu untuk mereka yang siap menerima cintamu
Yang lebih menghargai cintamu
Yang senantiasa menanti hadirmu
Yang senantiasa berharap keberadaanmu

Dia yang selalu siap tersenyum untukmu
Dia yang selalu siap mendengar kelu kesahmu
Dia yang selalu melihat dirinya padamu
Dia yang senantiasa melangkah beriringan bersamamu

Karena "CINTA" bukan tentang betapa aku mencintaimu.
Bukan betapa aku menyayangimu

Tapi CINTA adalah pengertian

                      #SudutRuangRenunganJiwa
                                    AM_36 15 Juni 2016

Senin, 30 Mei 2016

LOGIKA DAN TAKDIR

Alkisah

Ada dua orang bersahabat,
👉yang satu bernama "Logika"
👈dan yang satunya lagi bernama "Takdir".

      Keduanya naik mobil, dalam sebuah perjalanan yang panjang…

      Di tengah jalan mobil mereka kehabisan bahan bakar dan mogok.

      Keduanya berusaha melanjutkan dengan berjalan kaki sebelum datang waktu malam.

      Tapi sebelum itu keduanya berusaha menemukan tempat
beristirahat, setelah itu baru melanjutkan lagi perjalanan.

      Si Logika memutuskan untuk tidur di bawah sebatang pohon..

      Sedangkan si Takdir memilih tidur di tengah jalan.

      Logika berkata kepada Takdir: Kamu gila! Kamu menjatuhkan dirimu kepada kematian. Boleh jadi ketika kamu tidur ada mobil yang lewat dan melindas tubuhmu.

      Takdir menjawab: Saya tidak akan tidur kecuali di tengah jalan ini. Sebab boleh jadi ada mobil yang datang lalu ia melihatku dan mengajakku bersamanya.

      Akhirnya Logika betul-betul tidur di bawah pohon dan Takdir tidur di tengah jalan.

      Tidak beberapa lama setelah keduanya tertidur, lewat sebuah mobil besar dalam kecepatan tinggi.

      Tatkala supir melihat ada yang tidur di tengah jalan, ia berusaha berhenti dengan mendadak, tapi sayang tidak bisa.

      Akhirnya supir membanting stir dan mobil itu berbelok ke arah pohon dan langsung menabrak Logika, sehingga selamatlah si Takdir.

      Inilah kenyataan hidup, bahwa Takdir memainkan peranannya di tengah-tengah manusia. Kadang-kadang Takdir bertentangan dengan Logika.

      Maka boleh jadi terjadinya delay/ tertundanya dalam penerbangan ada keselamatan di balik itu.

      Boleh jadi tertundanya kita mendapatkan suatu hak karena ada hak orang lain yang selama ini kita abaikan dan tidak kita perdulikan.

      Boleh jadi ditolaknya lamaran kerja kita ada hikmah besar di balik itu.

      Tertundanya pertolongan dan kemenangan juga pasti ada manfaat yang sangat besar di belakang itu.

      "Boleh jadi kita membenci sesuatu padahal ia baik".

Yang dikagumi terkadang tidak mengerti.

Yang dicintai terkadang tidak merasa.

Yang dirindukan terkadang tidak tahu.

Yang dikasihi terkadang menyakitkan perasaan.

      Yang di-inginkan terkadang tidak sesuai dan sejalan.

Yang tidak disangka terkadang terjadi.

Yang kaya terkadang bisa jatuh miskin.

Yang dihina terkadang bisa jadi sangat sukses.

      Logika adalah salah satu alat dan cara untuk berjuang memperbaiki nasib/ keadaan ....tapi tidak boleh lupa untuk tetap mengandalkan dan memohon kepada-Nya.

     Sedangkan Takdir adalah suatu misteri, tapi jika kita taqwa dan mengikuti jalan-Nya, maka yakinlah bahwa
TAKDIR itu akan INDAH 👍, karena hanya Tuhan yang bisa mengubah semua aspek hidup kita menjadi indah pada waktu-Nya.

                                 Makassar, 30 Mei 2016
                                 Adhymuliadi36

Kamis, 19 Mei 2016

CINTA DALAM DIAM


      Dewasa ini, cinta seakan telah mendarah daging bagi setiap insan. Terlebih bagi mereka-mereka yang tengah merasakan gelombang dan gejolak asmara. Namun pemaknaan akan cinta tersebut bagai kata "Kacang yang lupa pada kulitnya", mengapa demikian???

Karena cinta lah engkau ada.
Cinta akan senantiasa membuatmu hidup,
 memberikan segala kenikmatan hidup.
Dan, karena cinta lah...
Engkau bersabat dengan kesenangan,
kebebasan, keindahan, dll.
Yang kemudian engakau melupakan cinta. 

       Mungkinkah kita mencintai cinta oleh cinta dengan cinta karena cinta???
 Coba kita lihat, makna cinta dalam pandangan Islam....

      Jika muslimah jatuh cinta, ia memendamnya dalam diam, malu dengan hijabnya, terlebih ia malu dengan Rabbnya. Jika jatuh cinta, ia berusaha untuk menghapus rasanya, tetaplah Allah satu dalam hatinya.

       Jika ia jatuh cinta, dipendamnya dalam hati yang terdalam, orang lain tak dibiarkan tahu, apalagi si dia yang dituju. Cinta tak akan ia biarkan bersemi, semakin mengingat si dia, semakin sering menyebut asma Allah. Semakin sering berharap akan kehadirannya, semakin keras ia berusaha melupakan. Muslimah tak akan biarkan rindu itu bergelora, justru kekhawatirannya semakin muncul, ia takut Allah murka padanya. Ia hindari pertemuan, ia menghindari interaksi, menjaga suaranya, menahan pandangannya, mesti hatinya bergetar hebat.

       Saat kita merasa dialah orang yang tepat, bukan hanya karena fisiknya, tapi karena keimanan, bawalah namanya dalam doa kita. Saat ia jatuh cinta, ia jatuh pada orang yang benar, yang nantinya akan membimbingnya, tidak karena cinta ia merendahkan dirinya.

       Muslimah, muliakanlah dirimu, akan datang disaat yang tepat, berdoalah dia orang yang tepat, semoga waktunya semakin dekat. Orang yang kita cintai dalam diam, belumlah halal, dan belum tentu akan halal. Bersabarlah, janji Allah sudah ada pendamping untuk kita. Mungkin dia, mungkin juga bukan dia, janganlah terikat dengan sesuatu yang masih mungkin. Jangan habiskan waktumu untuk cinta manusia, kejarlah Allah, maka kebaikan-kebaikan akan datang kepada kita.

       Jika kita mencintai Allah, maka rasa cinta terhadap apapun akan sirna. Itulah cinta sejati, cinta di jalan yang benar. Jangan takut, jika ia adalah yang terbaik, Allah akan dekatkan, jika bukan yang terbaik, Allah akan selesaikan dengan caranya.

       Pria, jika kau belum mampu menikahinya, jangan kau nodai kesucian cinta. Menjadikan cinta yang awalnya indah, menjadi akhir yang penuh masalah. Pria, janganlah kau janjikan waktu pernikahan, jika masih setahun lagi, masih tiga tahun lagi. Janjimu sebelum menjadi suami seringnya palsu. Saat kau merasa mampu, datangi dan lamar dia. Cukuplah sebulan siapkan proses pernikahan.

       Cinta dalam islam adalah tanggung jawab. Bukan sekedar pertemuan dan kata-kata indah, tapi yang mengikat kalian dalam pernikahan. “Barang siapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga.” (Umar bin Khattab ra.). Saat kita dilahirkan, kita bagai kapas putih, yang membuatnya semakin menghitam adalah perilaku kita sendiri.

       Mari kita teladani Ali. Ia menjaga cintanya untuk Fatimah, hingga Allah menyatukan mereka dalam pernikahan. Ali sangat menjaga kata-katanya, ekspresinya, sikapnya, bahkan setan tidak tahu urusan cinta dalam hati mereka. Ali belum siap, maka ia belum melamar Fatimah. Saat Abu Bakar dan Umar melamar Fatimah, hatinya bagai tercabik. Ternyata lamaran Abu Bakar dan Umar ditolak. Ali memberanikan diri maju melamar Fatimah. Meminta Fatimah menunggu tiga tahun lagi? Itu memalukan. Meminta Fatimah menunggu hingga ia siap? Ia merasa sudah dewasa. Jantan!!

       “Engkau pemuda sejati wahai Ali. Pemuda yang siap bertanggung jawab atas cintanya. Ahlan wa sahlan.” Begitu kata Nabi dengan senyumnya. Dengan keberaniannya Ali menikahi Fatimah, tanpa janji-janji, tanpa nanti. Inilah cinta yang bertanggung jawab. Fatimah berkata kepada Ali :”Maafkan aku, sebelum menikah aku pernah mencintai seseorang..” Ali bertanya, “Lalu kenapa kamu mau menikah denganku? Siapa pemuda itu?” Fatimah menjawab, “Pemuda itu adalah … Kamu.”
Ya Allah… Hadiahkanlah kepadaku seseorang seperti Ali, dan jadikanlah aku Fatimahnya.. Allahumma Aamiin… ^_^

http://seputar-islam00.blogspot.co.id/2013/02/cinta-dalam-diam.html.#sthash.5JoJRBTJ.dpuf

Makassar, 19 Mei 2016
Adhymuliadi36

Jika muslimah jatuh cinta, ia memendamnya dalam diam, malu dengan hijabnya, terlebih ia malu dengan Rabbnya. Jika jatuh cinta, ia berusaha untuk menghapus rasanya, tetaplah Allah satu dalam hatinya.

Jika ia jatuh cinta, dipendamnya dalam hati yang terdalam, orang lain tak dibiarkan tahu, apalagi si dia yang dituju. Cinta tak akan ia biarkan bersemi, semakin mengingat si dia, semakin sering menyebut asma Allah. Semakin sering berharap akan kehadirannya, semakin keras ia berusaha melupakan. Muslimah tak akan biarkan rindu itu bergelora, justru kekhawatirannya semakin muncul, ia takut Allah murka padanya. Ia hindari pertemuan, ia menghindari interaksi, menjaga suaranya, menahan pandangannya, mesti hatinya bergetar hebat.

Saat kita merasa dial ah orang yang tepat, bukan hanya karena fisiknya, tapi karena keimanan, bawalah namanya dalam doa kita. Saat ia jatuh cinta, ia jatuh pada orang yang benar, yang nantinya akan membimbingnya, tidak karena cinta ia merendahkan dirinya.

Muslimah, muliakanlah dirimu, akan datang disaat yang tepat, berdoalah dia orang yang tepat, semoga waktunya semakin dekat. Orang yang kita cintai dalam diam, belumlah halal, dan belum tentu akan halal. Bersabarlah, janji Allah sudah ada pendamping untuk kita. Mungkin dia, mungkin juga bukan dia, janganlah terikat dengan sesuatu yang masih mungkin. Jangan habiskan waktumu untuk cinta manusia, kejarlah Allah, maka kebaikan-kebaikan akan datang kepada kita.

Jika kita mencintai Allah, maka rasa cinta terhadap apapun akan sirna. Itulah cinta sejati, cinta di jalan yang benar. Jangan takut, jika ia adalah yang terbaik, Allah akan dekatkan, jika bukan yang terbaik, Allah akan selesaikan dengan caranya.

Pria, jika kau belum mampu menikahinya, jangan kau nodai kesucian cinta. Menjadikan cinta yang awalnya indah, menjadi akhir yang penuh masalah. Pria, janganlah kau janjikan waktu pernikahan, jika masih setahun lagi, masih tiga tahun lagi. Janjimu sebelum menjadi suami seringnya palsu. Saat kau merasa mampu, datangi dan lamar dia. Cukuplah sebulan siapkan proses pernikahan.

Cinta dalam islam adalah tanggung jawab. Bukan sekedar pertemuan dan kata-kata indah, tapi yang mengikat kalian dalam pernikahan. “Barang siapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga.” (Umar bin Khattab ra.). Saat kita dilahirkan, kita bagai kapas putih, yang membuatnya semakin menghitam adalah perilaku kita sendiri.

Mari kita teladani Ali. Ia menjaga cintanya untuk Fatimah, hingga Allah menyatukan mereka dalam pernikahan. Ali sangat menjaga kata-katanya, ekspresinya, sikapnya, bahkan setan tidak tahu urusan cinta dalam hati mereka. Ali belum siap, maka ia belum melamar Fatimah. Saat Abu Bakar dan Umar melamar Fatimah, hatinya bagai tercabik. Ternyata lamaran Abu Bakar dan Umar ditolak. Ali memberanikan diri maju melamar Fatimah. Meminta Fatimah menunggu tiga tahun lagi? Itu memalukan. Meminta Fatimah menunggu hingga ia siap? Ia merasa sudah dewasa. Jantan!!

“Engkau pemuda sejati wahai Ali. Pemuda yang siap bertanggung jawab atas cintanya. Ahlan wa sahlan.” Begitu kata Nabi dengan senyumnya. Dengan keberaniannya Ali menikahi Fatimah, tanpa janji-janji, tanpa nanti. Inilah cinta yang bertanggung jawab. Fatimah berkata kepada Ali :”Maafkan aku, sebelum menikah aku pernah mencintai seseorang..” Ali bertanya, “Lalu kenapa kamu mau menikah denganku? Siapa pemuda itu?” Fatimah menjawab, “Pemuda itu adalah … Kamu.”

Ya Allah… Hadiahkanlah kepadaku seseorang seperti Ali, dan jadikanlah aku Fatimahnya.. Allahumma Aamiin… ^_^
- See more at: http://seputar-islam00.blogspot.co.id/2013/02/cinta-dalam-diam.html#sthash.5JoJRBTJ.dpuf
Jika muslimah jatuh cinta, ia memendamnya dalam diam, malu dengan hijabnya, terlebih ia malu dengan Rabbnya. Jika jatuh cinta, ia berusaha untuk menghapus rasanya, tetaplah Allah satu dalam hatinya.

Jika ia jatuh cinta, dipendamnya dalam hati yang terdalam, orang lain tak dibiarkan tahu, apalagi si dia yang dituju. Cinta tak akan ia biarkan bersemi, semakin mengingat si dia, semakin sering menyebut asma Allah. Semakin sering berharap akan kehadirannya, semakin keras ia berusaha melupakan. Muslimah tak akan biarkan rindu itu bergelora, justru kekhawatirannya semakin muncul, ia takut Allah murka padanya. Ia hindari pertemuan, ia menghindari interaksi, menjaga suaranya, menahan pandangannya, mesti hatinya bergetar hebat.

Saat kita merasa dial ah orang yang tepat, bukan hanya karena fisiknya, tapi karena keimanan, bawalah namanya dalam doa kita. Saat ia jatuh cinta, ia jatuh pada orang yang benar, yang nantinya akan membimbingnya, tidak karena cinta ia merendahkan dirinya.

Muslimah, muliakanlah dirimu, akan datang disaat yang tepat, berdoalah dia orang yang tepat, semoga waktunya semakin dekat. Orang yang kita cintai dalam diam, belumlah halal, dan belum tentu akan halal. Bersabarlah, janji Allah sudah ada pendamping untuk kita. Mungkin dia, mungkin juga bukan dia, janganlah terikat dengan sesuatu yang masih mungkin. Jangan habiskan waktumu untuk cinta manusia, kejarlah Allah, maka kebaikan-kebaikan akan datang kepada kita.

Jika kita mencintai Allah, maka rasa cinta terhadap apapun akan sirna. Itulah cinta sejati, cinta di jalan yang benar. Jangan takut, jika ia adalah yang terbaik, Allah akan dekatkan, jika bukan yang terbaik, Allah akan selesaikan dengan caranya.

Pria, jika kau belum mampu menikahinya, jangan kau nodai kesucian cinta. Menjadikan cinta yang awalnya indah, menjadi akhir yang penuh masalah. Pria, janganlah kau janjikan waktu pernikahan, jika masih setahun lagi, masih tiga tahun lagi. Janjimu sebelum menjadi suami seringnya palsu. Saat kau merasa mampu, datangi dan lamar dia. Cukuplah sebulan siapkan proses pernikahan.

Cinta dalam islam adalah tanggung jawab. Bukan sekedar pertemuan dan kata-kata indah, tapi yang mengikat kalian dalam pernikahan. “Barang siapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga.” (Umar bin Khattab ra.). Saat kita dilahirkan, kita bagai kapas putih, yang membuatnya semakin menghitam adalah perilaku kita sendiri.

Mari kita teladani Ali. Ia menjaga cintanya untuk Fatimah, hingga Allah menyatukan mereka dalam pernikahan. Ali sangat menjaga kata-katanya, ekspresinya, sikapnya, bahkan setan tidak tahu urusan cinta dalam hati mereka. Ali belum siap, maka ia belum melamar Fatimah. Saat Abu Bakar dan Umar melamar Fatimah, hatinya bagai tercabik. Ternyata lamaran Abu Bakar dan Umar ditolak. Ali memberanikan diri maju melamar Fatimah. Meminta Fatimah menunggu tiga tahun lagi? Itu memalukan. Meminta Fatimah menunggu hingga ia siap? Ia merasa sudah dewasa. Jantan!!

“Engkau pemuda sejati wahai Ali. Pemuda yang siap bertanggung jawab atas cintanya. Ahlan wa sahlan.” Begitu kata Nabi dengan senyumnya. Dengan keberaniannya Ali menikahi Fatimah, tanpa janji-janji, tanpa nanti. Inilah cinta yang bertanggung jawab. Fatimah berkata kepada Ali :”Maafkan aku, sebelum menikah aku pernah mencintai seseorang..” Ali bertanya, “Lalu kenapa kamu mau menikah denganku? Siapa pemuda itu?” Fatimah menjawab, “Pemuda itu adalah … Kamu.”

Ya Allah… Hadiahkanlah kepadaku seseorang seperti Ali, dan jadikanlah aku Fatimahnya.. Allahumma Aamiin… ^_^
- See more at: http://seputar-islam00.blogspot.co.id/2013/02/cinta-dalam-diam.html#sthash.5JoJRBTJ.dpuf
Jika muslimah jatuh cinta, ia memendamnya dalam diam, malu dengan hijabnya, terlebih ia malu dengan Rabbnya. Jika jatuh cinta, ia berusaha untuk menghapus rasanya, tetaplah Allah satu dalam hatinya.

Jika ia jatuh cinta, dipendamnya dalam hati yang terdalam, orang lain tak dibiarkan tahu, apalagi si dia yang dituju. Cinta tak akan ia biarkan bersemi, semakin mengingat si dia, semakin sering menyebut asma Allah. Semakin sering berharap akan kehadirannya, semakin keras ia berusaha melupakan. Muslimah tak akan biarkan rindu itu bergelora, justru kekhawatirannya semakin muncul, ia takut Allah murka padanya. Ia hindari pertemuan, ia menghindari interaksi, menjaga suaranya, menahan pandangannya, mesti hatinya bergetar hebat.

Saat kita merasa dial ah orang yang tepat, bukan hanya karena fisiknya, tapi karena keimanan, bawalah namanya dalam doa kita. Saat ia jatuh cinta, ia jatuh pada orang yang benar, yang nantinya akan membimbingnya, tidak karena cinta ia merendahkan dirinya.

Muslimah, muliakanlah dirimu, akan datang disaat yang tepat, berdoalah dia orang yang tepat, semoga waktunya semakin dekat. Orang yang kita cintai dalam diam, belumlah halal, dan belum tentu akan halal. Bersabarlah, janji Allah sudah ada pendamping untuk kita. Mungkin dia, mungkin juga bukan dia, janganlah terikat dengan sesuatu yang masih mungkin. Jangan habiskan waktumu untuk cinta manusia, kejarlah Allah, maka kebaikan-kebaikan akan datang kepada kita.

Jika kita mencintai Allah, maka rasa cinta terhadap apapun akan sirna. Itulah cinta sejati, cinta di jalan yang benar. Jangan takut, jika ia adalah yang terbaik, Allah akan dekatkan, jika bukan yang terbaik, Allah akan selesaikan dengan caranya.

Pria, jika kau belum mampu menikahinya, jangan kau nodai kesucian cinta. Menjadikan cinta yang awalnya indah, menjadi akhir yang penuh masalah. Pria, janganlah kau janjikan waktu pernikahan, jika masih setahun lagi, masih tiga tahun lagi. Janjimu sebelum menjadi suami seringnya palsu. Saat kau merasa mampu, datangi dan lamar dia. Cukuplah sebulan siapkan proses pernikahan.

Cinta dalam islam adalah tanggung jawab. Bukan sekedar pertemuan dan kata-kata indah, tapi yang mengikat kalian dalam pernikahan. “Barang siapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga.” (Umar bin Khattab ra.). Saat kita dilahirkan, kita bagai kapas putih, yang membuatnya semakin menghitam adalah perilaku kita sendiri.

Mari kita teladani Ali. Ia menjaga cintanya untuk Fatimah, hingga Allah menyatukan mereka dalam pernikahan. Ali sangat menjaga kata-katanya, ekspresinya, sikapnya, bahkan setan tidak tahu urusan cinta dalam hati mereka. Ali belum siap, maka ia belum melamar Fatimah. Saat Abu Bakar dan Umar melamar Fatimah, hatinya bagai tercabik. Ternyata lamaran Abu Bakar dan Umar ditolak. Ali memberanikan diri maju melamar Fatimah. Meminta Fatimah menunggu tiga tahun lagi? Itu memalukan. Meminta Fatimah menunggu hingga ia siap? Ia merasa sudah dewasa. Jantan!!

“Engkau pemuda sejati wahai Ali. Pemuda yang siap bertanggung jawab atas cintanya. Ahlan wa sahlan.” Begitu kata Nabi dengan senyumnya. Dengan keberaniannya Ali menikahi Fatimah, tanpa janji-janji, tanpa nanti. Inilah cinta yang bertanggung jawab. Fatimah berkata kepada Ali :”Maafkan aku, sebelum menikah aku pernah mencintai seseorang..” Ali bertanya, “Lalu kenapa kamu mau menikah denganku? Siapa pemuda itu?” Fatimah menjawab, “Pemuda itu adalah … Kamu.”

Ya Allah… Hadiahkanlah kepadaku seseorang seperti Ali, dan jadikanlah aku Fatimahnya.. Allahumma Aamiin… ^_^
- See more at: http://seputar-islam00.blogspot.co.id/2013/02/cinta-dalam-diam.html#sthash.5JoJRBTJ.dpuf

CINTA DAN KEBAHAGIAAN

Untuk kamu, Yang sempat hadir.

       Apa kabar? Sudah lama kita tak jumpa. Jangankan berjumpa, saling sapa pun sudah tidak. Aku maklumi itu semua. Aku menghargai kehidupanmu, dan kau? entahlah masih peduli dengan hidupku atau tidak.

      Mungkin kamu akan bertanya, kenapa aku menulis ini semua? Jika kau mengira, karena aku ingin mencuri perhatianmu tentu tidak. Untuk apa. Lalu jika kau mengira, aku ingin mendramatisir keadaan itupun tidak. Sama sekali tidak.

      Aku menulis semua ini hanya karena rindu. Tak pernahkah kau merasakannya juga? Aku harap kau sempat merindukanku walau hanya semalam. Setidaknya kau mengingat bagaimana aku tertawa lalu menangis. Setidaknya kau mengingat bagaimana susahnya berusaha dan mudahnya menyerah.

      Cinta kita hanyalah cinta monyet. Cinta yang tumbuh dibawah atap sekolah. Cinta yang terus tumbuh hanya karena memandang dari jauh. Cinta yang terus tumbuh ketika kita bertukar sapa dan senyum. Cinta yang terus tumbuh karena pipiku merona setiap kali mendengar namamu. Manis. Aku masih bisa merasakannya walaupun hanya sedikit mengingatnya.

      Aku masih ingat betapa lucunya saat pertama kali aku melihatmu. Kita terlihat canggung. Lalu saling tersenyum sesudahnya.

      Aku juga masih ingat betapa indahnya hujan kala itu. kau terus melajukan motor dengan cepat agar aku tidak lama terkena hujan. Aku hanya bisa bersembunyi sambil mengeratkan pelukan dibalik punggungmu. Kau tidak tahu, seberapa banyak aku tersenyum saat itu.

      Aku tidak peduli, apakah aku cinta pertamamu atau bukan. Aku menyimpan memori dalam hidupmu atau tidak. Yang aku tahu aku merasakannya. Cukup aku.

Kau juga bukan kekasih pertamaku atau kedua. Tapi percayalah. Kau membuatku mengenal banyak hal untuk pertama kalinya. Kau membuat aku belajar untuk pertama kalinya.

      Kau orang pertama yang membuatku merasa berharga dan merasa dihargai. Kau membuat aku merasa bahwa aku adalah seseorang yang patut diperjuangkan. Bukan orang yang selalu menunggu, menanti bahkan meminta.

Untuk kamu, yang sempat hadir.

      Maaf aku sempat membuatmu muak. Dengan sikapku yang kekanak-kanakan. Yang sering mengeluh, yang sering berdrama dengan segala masalah. Kau selalu mengingatkanku. Dan lagi, aku terlambat menyadarinya. Aku tau aku salah, tapi siapa yang peduli saat itu. Yang aku tau hanya, cinta itu menyakitkan ketika kamu pergi. Itu saja. Bodoh? Iya. Sangat bodoh. Kadang aku pun hanya tertawa bila mengingatnya. Perjalanan kita amat sangat lucu ternyata.

      Aku ingat, kita memulai dengan cara yang salah. Entah aku, atau kamu. Tapi aku tak ingin menyalahkan siapapun, karena untuk masalah perasaan semua orang akan merasa benar. Meskipun penuh kebohongan dan ketidakpedulian. Cukup aku saja yang tau maksud semuanya.

      Perjalanan memang kadang membuat aku terbang lalu jatuh. Dan terimakasih, kamu telah menjadi perjalananku. Hidup kadang terasa manis seperti gulali yang aku beli di taman hiburan, tapi ada masanya terasa pahit sama seperti aku yg tidak sengaja menyesap ampas kopi. Dan kamu telah menjadi keduanya di saat yang bersamaan. Sekali lagi, terimakasih. Untuk pernah hadir lalu pergi. Dan untuk sempat memulai lalu mengakhiri.

Untuk kamu, yang sempat hadir.

      Aku tadi bilang bahwa aku merindukanmu, tapi setelah aku menulis ini semua aku tak lagi merasakannya. Aku sedang tersenyum, percayalah. Aku bahagia. Tak perlu aku yang merindukanmu lagi. Tugasku sudah cukup. Tugasku kini pergi lalu menghilang. Untuk tak saling mengenal akan lebih baik, mungkin? Hahaha aku hanya bercanda. Aku tidak kekanak kanakan lagi. Aku hanya berharap aku dan kamu baik baik saja. Kita bahagia bersama, di jalan yang berbeda.

Dan harapan terakhirku adalah suatu saat aku dapat bertemu kamu, dengan senyuman. Tak ada lagi kecanggungan. Lalu berbincang. Dan aku akan mengenalkan seseorang padamu. Dan sebaliknya.

      Iya, seseorang yang aku kenalkan adalah orang yang membuat aku tersenyum setelah kamu membuat aku menangis. Dan kamu, mengenalkan seseorang yang kamu ajak tersenyum ketika aku sedang menangis.

Untuk kamu. Yang sempat hadir.
Aku merasa cukup. Dan aku pergi.

                                  Makassar, 18/05/2016
                                             Adhymuliadi36

Rabu, 18 Mei 2016

CINTA DAN PERSAHABATAN

    

       Mampukah kita membayangkan persahabatan tanpa cinta ?
Persahabatan dan cinta adalah teman terbaik. Karena dimana ada cinta, persahabatan selalu ada di sampingnya. Dan dimana persahabatan berada, cinta selalu tersenyum ceria dan tidak pernah meninggalkan persahabatan.

       Cinta dan persahabatan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.  Cinta dan persahabatan bagai jarum dan benang yang jika salah satu di antara keduanya tidak ada, maka jarum dan benang pun tak akan ada artinya. 

Dimana jarum merajuk dua bagian menjadi satu,
yang kemudian benang lah sebagai pengikat diantara keduanya.
Benang tanpa jarum, bagai hidup tanpa arah dan tujuaan.
Jaru tanpa benang, bagai duri di tengah kehidupan.

Cinta dan persahabatan adalah dua makna kehidupan yang jika dipahami dan dimakanai, maka akan menjadi dua sisi kehidupan yang penuh dengan safe and care.
Alkisah
      Pada suatu hari persahabatan mulai berpikir bahwa cinta telah membuat dirinya tidak mendapat perhatian lagi karena Persahabatan mengganggap Pinta lebih menarik dari pada dirinya.
Hmm…"seandainya tidak ada Cinta mungkin aku lebih terkenal, dan lebih banyak orang memberi perhatian kepadaku" begitu pikir Persahabatan. Sejak hari itu persahabatan mulai menjauhi dan memusuhi Cinta. Ketika Cinta mulai bermain bersama Persahabatan, selalu seperti akan menjauhi Cinta. Ketika Cinta bertanya kenapa Persahabatan menjauhi dirinya, Persahabatan hanya memalingkan wajah dan menghindar meninggalkan Cinta.

      Kesedihan pun menghampiri Cinta dan Cinta tidak sanggup menahan air matanya lalu menangis tersedu-sedu. Kesedihan hanya termangu memandang Cinta yang kehilangan teman baiknya.
Beberapa hari tanpa Cinta, Persahabatan mulai bergaul dengan Kecewa, Putus asa, Kemarahan dan Kebencian. Persahabatan mulai kehilangan sifat manisnya, dan orang-orang mulai tidak menyukai Persahabatan karena perubahan sikapnya tersebut.

      Persahabatan mulai dijauhi dan tidak disukai lagi. Walaupun Persahabatan cantik, tetapi sifatnya mulai memuakkan. Seakan telah banyak hal yang hilang dari dirinya, perlahan Persahabatan pun mulai menyadari dirinya bahwa tidak lagi di sukai, lantaran banyak orang yang menjauhi dirinya. Persahabatan mulai menyesali keadaannya, meratapi nasib yang telah menimpanya saat ini.

Persahabatan pun mulai kehilangan arah karena kesalahan yang telah ia perbuat dengan Cinta. Yang telah mengabaikan Cinta karena Kemarahan, Kecewa, Putus asa dan Kebencian. Dan saat itulah Kesedihan melihat Persahabatan, lalu menyampaikan kepada Cinta bahwa Persahabatan dalam kedukaan.

      Dengan segera Cinta berlari dan menghampiri Persahabatan. Saat Persahabatan melihat Cinta menghampiri dirinya, dengan air mata yg berlinang Persahabatan pun meluapkan seribu penyesalannya meninggalkan Cinta. Akhirnya, Persahabatan dan Cinta kembali menjadi teman baik, Persahabatan kembali menjadi pribadi yang menyenangkan dan Cinta pun kembali tersenyum ceria. Semua orang akhirnya melihat kedua teman baik itu sebagai berkat dan anugrah dalam kehidupan.

Moral,
Mampukah persahabatan tanpa cinta?
Mampukah cinta tanpa persahabatan??

       Sering kali kita temui banyak orang memisahkan persahabatan dan cinta karena mereka berpikir “kalau persahabatan sudah diselami dengan cinta, pasti akan menjadi sulit.” Terutama bagi mereka yg menjalin persahabatan antara lelaki dan wanita. Persahabatan merupakan bentuk hubungan yg indah antara manusia, di mana cinta hadir untuk memberikan senyumnya dan mewarnai persahabatan. Tanpa cinta, persahabatan mungkin akan di isi dengan kecewa,benci, marah, egois dan berbagai hal yg membuat persahabatan tidak lagi indah.

       Berhentilah membuat batas antara cinta dan persahabatan, biarkanlah mereka tetap menjadi teman baik, yang harus di luruskan adalah cinta bukanlah perusak persahabatan. karena cinta memperindah persahabatan kita. Sering kali cinta cuma dijadikan kambing hitam sebagai perusak sebuah persahabatan. Salah besar!! seharusnya dengan adanya cinta, persahabatan akan semakin menyenangkan.

Karena,,,
Cinta adalah senyum dan keceriaan
dan Persahabatan adalah
Kebahagiaan dan Kebersamaan 

      Teman-teman yang sedang mengalami goncangan dalam persahabatan, jangan salahkan cinta! tetapi cobalah perbaiki persahabatanmu dengan cinta, karena cinta akan menutupi segala kesalahan, mengampuni dengan mudah dan membuat sesuatu yg tidak mungkin menjadi mungkin.

      Teman-teman yg belum mengerti arti persahabatan, cobalah memulai sebuah persahabatan. Karena dengan persahabatan kalian akan semakin dewasa, tidak egois dan belajar untuk mengerti. bahwa segala sesuatu tidak selalu terjadi dengan keinginan kita.

    Teman-teman yang sedang kecewa dengan persahabatan, renungkanlah. Apakah saya sudah menjalani persahabatan dengan benar dan cobalah memahami arti persahabatan buat hidupmu. Keinginan, semangat, pengertian, kematangan, kelemahlembutan dan segala hal yg baik akan kita temui dalam persahabatan.

      Karena cinta dan persahabatan akan senantiasa membawa kita kepada pemaknaan arti kehidupan yang sesungguhnya. Senantiasan menghiasa kehidupan dengan canda tawa, keceriaan, kebahagiaan dan kebersamaan. Proses pendewasaan menuju hudup dan kehidupan yang hakiki.

Akhirul Kalam,,,
Ketika ingin berjalan cepat,
maka berjalanlah dengan sendiri.
Ketika ingin berjalan jauh,
maka berjalanlah dengan bersama-sama.
Makassar, 18-05-2016
adhymuliadi36

MENGGUGAT CINTA



Cinta,,,,,,
Cinta adalah sebuah bentuk atau kerangka.
Cinta adalah subjek,
Cinta sebuah penggambaran wujud, karakter dan emosional.
Manifestasi dari segala bentuk perbuatan,
Itulah CINTA.

      Suatu hari di kalah senja mulai menghampiri upuk barat, seorang pemuda terlihat duduk termenung bersama sepucuk rokot di tangan nya. Di tepi pantai berpasir putih, diiringi desiran ombak menyapu daratan seolah menyapa dengan temaram cahaya yang mulai redup. Sang pemuda masih terduduk seolah enggan beranjak bersama keheningan yang mulai menghampiri. Dikala satu-persatu dari setiap hisapan yang semakin terasa, "Inikah indahnya hidup, ataukah ini merupakan suatu pelampiasan dari hirup pikuk dunia modern?" kata sang pemuda dalam hati...***

      Keesokan harinya,di sebuah taman kampus yang rindang nan asri Sang pemuda duduk di kursi taman tersebut, sambil memegang sebuah buku. Bolak-balik lembar demi lembar buku tersebut ia pelototi sambil membacanya. Sedang asyik-asyiknya membcara, dari arah belakang sebuah tepukan dipunggungnya, "hi,,,bro?", sambil kaget ia menoleh "ia,,,,???". Dengan kekagetan tadi, ia mulai ingat siapa sosok tersebut, tak lain adalah sahabat karibnya semasa SMA dlu...
A : Sang Pemuda
B : Sahabat nya (biasa ia panngil dengan kata AM)

B : woy,,,,,ngelamun aja loe??? tanya  BangJek
A : ????,,,,,Astaga, BangAM? beneran loe ni, apa kabar?
B : baik,,,,loe sendiri gimana kabarnya????
A : baiak Bang....
B : ea, bacaan buku apaan tuh loe baca?
A : ini nih Bang,,,,Buku, CINTA SEJATI.
AB : sambil bincang-bincang....***

      Beberapa hari kemudian, Sang pemuda bertemu lagi denga BangAM. BangAM ini adalah orang yang paling tau luar dalam kehidup Sang pemuda. Hari itu Sang pemuda bertemu dan meminta saran dan pandangan kepada sahabatnya tersebut (BangAM). Di hari itu Sang pemuda bercerita tentang kehidupan sebelumnya waktu masih sekolah dan kehidupannya saat ini yang telah malah melintang dalam dunia pergaulan anak jaman sekarang.

A : "Bang,,,,loe dah tau gue luar dalam dari dulu..." sambil masang muka bingung gitu.
B : "ia,,,trs masalahnya apa? kok loe kayak bingung gitu sih? sambil serius.
A : ""gini Bang,,,,dlu kan waktu SMA, gue gak pernah pacaran kayak anak jaman sekarang. trs,
     semenjak gue kuliah dan banyak bergaul, dan liat temen2 gue pacaran yang kayak gimana gitu.
B : "teruzz......" sambil serius dengerin,
A : "trz,,,,gue coba juga buat pacaran, tapi tiap pacaran ma seseorang gitu paling satu minggu doank
     dah minta putus.
B : "emang loe pacarannya kyk gimana???"
A : "yach,,,,kayak biasa aja Bang...telonan, sms-an, chat, jalan ma makan gitu doank...tapi saat gue
     mulai suka ma tuh cewek,,,ech, malah mnta ptuzzz dianya."
B : "mungkin loe ada salah kali, ato loe kurang romantis?" BangAM, mulai memberi pertanyaan.
A : "kurang apalagi coba Bang AM? perasaan dah semua gue lakuin kok..(sambil pasang muka kebi-
     ngungan)
B : "emang reaksi cwek loe kalo ktmu gimana?"
A : "biasa aja BangAM,,,tapi gue juga kadang bingung gitu Bang. Soalnya kalo ktmu ato jalan gtu, dia
     nya biasa rangkul gue, meluk gue,,,tapi loe tau kan gue kayak gimana Bang, gak tau & takut soal
     gtu-gtuan dari dlu.
B : "......(sambil ngangguk-ngangguk)***

Lanjut...
      Sang pemuda kembali bercerita bersama sahabatnya tersebut paska kejadian sebelumnya di atas. Setelah kejadian tersebut dia banyak belajar, baca buku dan sebagainya, bahkan bertanya dan belajar sama teman-teman nya. Hal yang dia harapkan malah membuatnya bertambah pusing, solusi yang menjadi pertanyaan dan harapan terbesarnya tak ia dapatkan. Bukan solusi yang dia dapat dari satu pertanyaannya, bahkan dia kembali bersama beberapa pertanyaan besar yang lebih sulit.

     Hari sabtu sore, Sang pemuda tersebut putuskan untuk kembali bertemu sahabatnya dengan harapan dapat memberikan suatu solusi. Di tempat yang memang menjadi favorit mereka buat bercengkrama dengan sahabatnya tersebut. Dan mulailah Sang pemuda membuka pembicaraan.
A : "Bang,,,kyk nya gue tambag pusing deh". Sambil pegang kepala.
B : "Pusing napa lagi loe?
A : "Gini BangAM,,,waktu itu kan gue prna curhat tuh mah abang? setelah itu, gue banyak insfeksi diri,
     baca buku, bertanya dari temen lah, smuanya lah..."
B : "Trs mslah nya apalgi coba?" sambil memotong,,,
A : "Nah itu die BangAM...biasa kalo gue liat di sosmed, majalah, kok mereka2 romantis banget gtu trs
     kyk dah terbiasa.
A : lanjut "Trs kalo gue baca buku, lain lagi Bang,,,distu dikatakan "Cinta adalah ungkapan atas segala
     sesuatu yang kita senangi, kita inginkan atau kita harapkan. Cinta adalah pengorbanan dan Cinta
     adalah penyerahan", nah itu tuh yang buat gue tambah pusing Bang."
B : "ada lagi?"
A : "beda lagi ma temen gue Bang,,,kata mereka, pacaran itu happy, saling memiliki, bebas, dan punya
     dunia sndiri."
A : "nah,,,itu smua tuh yang buat gue pusing BangAM. distu sisi gue jg pengen kayak temen gue, tapi
     disisi lain gue jg pengen ngerasai makna dan arti cinta yg sbenarnya.
     Apakak gue mesti ngikutin tmn2 gue, yang serba bebas, punya dunia sndri, dan sbgainya?
     Ataukah gue mesti ngikutin kata buku tentang cinta itu,,,,tapi jadul dan membosankan?
*****
     Dari penggalan beberapa kata di atas, ada satu makna tersirat yang coba ingin di gambarkan oleh penulis terkain judul "MENGGUGAT CINTA" di atas. Dialog di atas tidak di gambarkan secara utuh, tapi disini penulis mencoba membawa para pembaca atau penikmat tulisan untuk berada di dalamnya yang seolah-oleh kitalah aktor tersebut. Agar pemaknaan atas tulisan tersebut dapat terserap dan dipahami oleh nalar dan logika para pembaca.

      Dalam hal ini, kemudian ada beberapa pertanyaan menarik untuk diajukan sebagai panduan dan